Dalam penelitian yang dikerjakan oleh para ilmuwan neurosains itu ditemukan bahwa pesan yang berisi ancaman lebih efektif dalam memengaruhi seseorang ketimbang pesan yang berisi harapan atau janji-janji manis.

Contoh sederhananya yang sering ditemui di kehidupan sehari-hari adalah pesan hoaks atau kabar bohong yang beredar di media sosial dan aplikasi pesan singkat. Orang lebih banyak dan lebih mudah merespons dengan membagikan ulang pesan yang berisi ancaman atau untuk mencegah ancaman kepada orang lain ketimbang menanggapi pesan yang isinya solusi.

Hal lainnya yang paling digemari kebanyakan orang ialah irelevansi. Sesuatu yang tidak relevan lebih menarik perhatian manusia ketimbang hal-hal relevan.

Pohon mangga berbuah mengkudu di Probolinggo banyak menarik perhatian masyarakat dan beritanya banyak dilihat. Sinetron yang oleh sebagian orang dianggap tidak bermutu karena sangat tidak relevan dengan kehidupan nyata buktinya memiliki banyak penonton dengan rating tinggi.

Jadi, selain berbicara hal yang berisi ancaman, berbicara hal-hal tidak relevan seperti membandingkan tempe dengan kartu ATM pasti akan lebih banyak mendapat perhatian publik.

Artikel ini ditulis oleh: