Seperti Trump yang pernah mengatakan dirinya bisa menembak seseorang di Fifth Avenue New York dan tidak akan kehilangan pemilih, atau Trump yang memboikot media CNN sehingga banyak diberitakan oleh media.

Itulah yang sebenarnya diinginkan dan memang sudah direncanakan agar Trump mendapatkan popularitas di media karena sikap kontroversialnya. Walaupun popularitas itu negatif, dia tetap makin dikenal.

Kubu Hillary Clinton pada saat itu sangat percaya diri, seseorang seperti Trump dengan ucapan-ucapan anehnya tidak mungkin dipilih. Namun nyatanya, Trump tetap menang berkat ilmu pengetahuan.

Neurosains ini pula yang ditiru oleh Presiden Brazil terpilih Jair Bolsonaro yang memenangkan kompetisi pemilihan presiden pada 28 Oktober lalu. Bolsonaro juga kerap melontarkan ucapan kontroversial yang melecehkan perempuan, rasis pada kaum afro, menolak PBB karena dianggap komunis, bahkan terang-terangan mengatakan dirinya prokekerasan.

Dan hasilnya, Bolsonaro berhasil mencicipi kemenangan seperti Trump. Kendati pun empat bulan sebelum pemilihan, orang-orang Brazil mengelak bahwa neurosains tidak akan berlaku di negaranya karena warga Amerika berbeda dengan Brasil.

Artikel ini ditulis oleh: