Neurosains ini juga sudah banyak digunakan oleh perusahaan dalam dunia periklanan untuk memasarkan produk. Orang secara sadar ataupun tidak diarahkan untuk membeli suatu produk lewat informasi yang terus menerus dipaparkan.
Ryu tidak bisa membuktikan apakah kontestasi politik di Indonesia, salah satu pasangan capres-cawapres, menggunakan neurosains karena harus dibuktikan melalui penelitian.
Namun yang pasti religiusitas masyarakat Indonesia sama persis dengan warga Amerika dan Brazil.
Ryu juga melihat pola-pola yang muncul saat ini di Indonesia ada kecenderungan seperti yang dilakukan oleh Trump dan Bolsonaro.
Ada narasi kampanye yang berisikan ancaman, irelevansi, popularitas negatif dengan kebodohan dan kebohongan yang banyak dibicarakan di media sosial maupun media massa.
Yang secara tidak sadar juga, masyarakat yang terus membicarakannya tengah membangun popularitas salah satu pasangan calon kandidat dan akan termanipulasi untuk memilihnya.
Artikel ini ditulis oleh: