Jakarta, aktual.com – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendorong upaya pemerintah Provinsi Banten mengembangkan potensi cabai merah di wilayahnya sehingga dapat meningkatkan ketersediaan stok cabai nasional.
Kepada NFA Arief Prasetyo Adi dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (10/11), mengatakan komoditas cabai merupakan salah satu dari 11 komoditas strategis yang diatur dalam Perpres Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.
Untuk itu, NFA saat ini bersama kementerian/lembaga terkait serta pemerintah daerah tengah mempercepat peningkatan produktivitas dan ketersediaan 11 komoditas pangan strategis tersebut, salah satunya cabai.
“Berdasarkan Perpres Nomor 125 tahun 2022 kedepannya kita akan memiliki cadangan pangan sejumlah komoditas, salah satunya cabai, untuk pengendalian stok dan harga. Untuk itu, kita akan dorong terus pemerintah daerah mengembangkan cabai,” kata Arief saat menghadiri Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Banten.
Beberapa langkah untuk memastikan stabilisasi cabai, lanjut Arief, dapat dilakukan dengan mengatur pola tanam, mobilisasi stok, serta teknologi memperpanjang masa simpan dengan menggunakan head pump drier dan cold storage.
Menurut dia, langkah-langkah tersebut sudah menjadi bagian dari program NFA bersama kementerian terkait.
“Pengaturan pola tanam dapat dilakukan melalui pendampingan dan edukasi kepada para petani atau kelompok tani,” kata dia.
Sedangkan mobilisasi stok, kata Arief, sudah berjalan dan dilakukan oleh NFA melalui fasilitasi pengiriman cabai dari daerah surplus ke daerah defisit, di antaranya fasilitasi distribusi cabai merah keriting dari Jawa Tengah ke Jambi dan Kepualauan Riau dengan kuota sekitar 10 ribu kg.
Terkait pemanfaatan teknologi, Arief menjelaskan, saat ini NFA telah mengalokasikan bantuan sarana dan prasarana logistik pangan, seperti reefer container, air blast freezer, cold storage, dan heat pump dryer untuk sentra produksi pangan di sejumlah daerah. Diharapkan dengan bantuan ini pemerintah daerah dapat lebih mengembangkan potensi pangan yang ada di daerahnya.
“Kami sudah alokasikan bantuan fasilitas logistik pangan untuk delapan provinsi yang merupakan sentra produksi pangan. Fasilitas ini bertujuan untuk memperpanjang masa simpan produk pangan termasuk diantaranya cabai, sehingga kelebihan stok saat panen dapat disimpan untuk memenuhi permintaan di luar musim panen. Dengan demikian stok aman dan harga terkendali sepanjang tahun,” kata dia.
Arief menambahkan, pemanfaatan kamar dingin juga menjadi solusi untuk menjaga kualitas cabai yang disimpan dalam waktu tertentu. Mengingat cabai merupakan komoditas pangan yang mudah rusak, sedangkan masyarakat Indonesia belum terbiasa mengonsumsi cabai olahan.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Rizky Zulkarnain