Jakarta, aktual.com – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah berupaya mengantisipasi potensi penurunan produksi gabah/beras hingga 5 persen akibat El Nino dengan memastikan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) tercukupi.

“Kita antisipasi penurunan produksi 5 persen akibat El Nino melalui penyaluran CPP. Semoga penurunan produksi tidak lebih dari 5 persen, namun NFA bersiap untuk antisipasi apabila penurunan produksi sampai 7 persen,” kata Kepala NFA Arief dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (31/8).

Arief menyampaikan CPP yang dikelola oleh pemerintah bersama BUMN klaster pangan telah memiliki landasan regulasi melalui Peraturan Presiden Nomor 125 tahun 2022. Stok CPP per hari ini, lanjutnya, masih cukup dan juga pihaknya telah menyiapkan stok sampai Februari dan April 2024 mendatang karena Februari ada Pemilu dan April ada Idul Fitri.

“Untuk itu, kita siapkan stok sejak tahun lalu, sehingga apabila ada kejadian seperti El Nino ini, CPP bisa dilepas sebagai langkah pemerintah dalam intervensi di pasar. Ini penting untuk menjaga harga dan terhadap stok CPP juga harus terus dikuatkan,” ujarnya.

Lebih lanjut Arief menyampaikan bahwa kondisi hari ini menunjukkan menggeliatnya harga Gabah Kering Panen (GKP) yang telah menyentuh kisaran harga Rp6.700-7.000 per kg, sementara harga beras sangat bergantung pada harga GKP tersebut.

Faktor-faktor lain yang membentuk harga beras, lanjutnya, juga mengalami penyesuaian, misalnya terhadap biaya pupuk, ongkos transportasi sampai biaya orang kerja. Sehingga, harga beras memang sulit menyamai seperti tahun lalu.

“Kunci utamanya memang di produksi dan menjelang akhir tahun trennya akan mengalami penurunan. Terhadap teman-teman penggilingan padi pun rasanya perlu perhatian berupa revitalisasi alat agar mereka tidak kalah saing dengan dapat meningkatkan kualitas giling menjadi beras premium,” harap Arief.

Adapun NFA melalui Bulog pada tahun ini telah berhasil menyiapkan stok CBP dengan kondisi realisasi penyaluran atau distribusi melalui bantuan pangan dan SPHP yang sudah mencapai 1,5 juta ton. Sementara masih ada stok aman sekitar 1,5 juta ton dan 400 ribu ton yang akan masuk lagi.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Rizky Zulkarnain