Jakarta, Aktual.com – Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bersikeras bangun rumah sakit kanker dan jantung di lahan RS Sumber Waras.

Kata dia, desainnya sudah ada dan tinggal dibangun. Biayanya, diperkirakan hampir mencapai Rp1 triliun. Sebab bukan untuk bangun gedung rumah sakit saja, tapi juga apartemen. Dalih Ahok, untuk keluarga pasien istirahat.

“Bangunannya mahal bisa hampir Rp 1 triliun karena ada apartemennya ada 1.000 ranjang,” ujar dia, di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (21/4).

Lalu dari mana dana sebesar itu didapat? Ahok mengisyaratkan tidak akan pakai dana APBD DKI. Tapi lagi-lagi dari pengembang, yakni lewat dana ‘malak’ Koefisien Lantai Bangunan (KLB).

Ahok beralasan memilih gunakan cara itu, karena terganjal Peraturan Mendagri Nomor 21 tahun 2011. Dimana seorang kepala daerah dilarang menandatangani proyek tahun jamak (multiyears) menggunakan dana APBD jika melampaui masa jabatannya.

Hitung-hitungannya, jika proyek dimulai 2016, sedangkan Ahok meninggalkan kursi gubernur DKI di 2017. Sedangkan diperkirakan proyek pembangunan rumah sakit dan apartemen memakan waktu 2,5 tahun.

“Kalau dua tahun setengah, kan saya enggak boleh. Masa jabatan saya kan berakhir pada Oktober 2017. Kita enggak boleh tahun jamak,” ucap dia.

Karena terganjal aturan Kemendagri yang disebut Ahok sebagai ‘ide bodoh’ itu, dia memilih merapat ke pengembang untuk kucuran KLB. “Saya sedang berpikir bagaimana swasta bisa bantu atau tidak. Lagi mencari-cari KLB mana lagi yang bisa kita mintain,” kata Ahok.

Artikel ini ditulis oleh: