Cagub DKI Jakarta nomor 2, Basuki T Purnama memaparkan visi misi pada Debat perdana Cagub DKI Jakarta di Bidakara, Jakarta, Jumat (10/2/2017). Tema dalam Debat ke-3 Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta mengusung tema Kependudukan dan Peningkatan Kualitas Masyarakat Jakarta. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Pelaksanaan reklamasi Teluk Jakarta yang terkesan dipaksakan membuat publik bertanya-tanya. Menurut Aktivis mahasiswa ITB tahun 80-an, Lendo Novo pemaksaan ini disebabkan oleh kemalasan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam mengurus permasalahan Jakarta yang sudah terlampau rumit.

“Sebenarnya dia malas, dia malas ngurusin Jakarta. kalau dia bangun reklamasi, dia enggak pusing, langsung dapet duit dia Rp150 triliun,” ungkap Lendo kepada Aktual dalam acara ‘Diskusi Reklamasi dan Penganugerahan Baper Award’ di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (13/4) malam.

Nominal yang disebut Lendo pun bukan tidak berdasar karena ia mengutip pernyataan Ahok dalam debat Cagub-Cawagub Pilkada terakhir yang diadakan Rabu (12/4) lalu.

“Kan dia bilang sendiri di debat, saya dari reklamasi ini bisa dapat duit Rp150 Triliun. Saya enggak ngerti tuh apakah dengan jual sertifikat semahal itu? pokoknya dia punya logikannya sendiri lah,” imbuhnya sambil tertawa.

Pendiri Sekolah Alam ini pun beranggapan bahwa kemalasan ini membawa durian runtuh bagi para pengusaha yang bermain dalam reklamasi. Pasalnya, pembuatan 17 pulau buatan di Teluk Jakarta akan memudahkan pengusaha properti yang saat ini semakin sulit mencari proyek di daratan Jakarta.

“Sekarang cuma urug doang, biaya urugnya 2 juta per meter persegi, jadi ini hanya kerjaan orang-orang yang ngurusin masyarakat. Dia enggak mampu nih ngurusin orang Manggarai, enggak mampu ngurusin Bukit Duri yang sumpek-sumpekkan,” urai Lendo.

Padahal, lanjutnya, memperbaiki tata ruang dan pemukiman di Jakarta tidak susah-susah amat. Bagi Lendo, Jakarta hanya dapat diperbaiki dengan pembicaraan dari hati ke hati antara pemimpin dan masyarakatnya.

“Bisa, ngobrol sama masyarakat. Yuk kita rancang rumah yang layak dihuni. Oh begini, harus ke atas Pak ya? Iya harus ke atas, selesai kan,” pungkas pria berkepala plontos ini.

Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Teuku Wildan
Editor: Arbie Marwan