Jakarta, Aktual.com — Desas-desus ketidakberpihakan Menteri ESDM, Sudirman Said terhadap koreksian target proyek listrik dari 35.000 MW menjadi 16.000 MW yang dilontarkan oleh Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli perlahan mulai menemukan titik terang.
Adalah Direktur Eksekutif Pusat Kajian Energi dan Lingkungan (PKEL), Engkus Munarman yang menyampaikan analisisnya kepada Aktual, Jumat (11/9) bahwa penolakan Sudirman untuk menjaga kepentingan bisnis Jusuf Kalla yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden RI.
“Belakangan ini hubungan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK)-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kian mesra saja. Keduanya bahu-membahu melawan Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli,” kata Engkus.
“Maklum, menteri yang disebut terakhir itu rajin menggelar jurus Rajawali Ngepret sejak hari pertama jabatannya. Dan, tidak tanggung-tanggung, korban kepretan sang Rajawali adalah para petinggi negeri yang sarat dengan kepentingan pribadi dan keluarganya. Ada Menteri BUMN Rini Soemarno soal rencana pembelian pesawat berbadan lebar oleh Garuda, dan ya itu tadi, Wapres JK sendiri,” ungkap Engkus.
Lantas ada apa gerangan sehingga Sudirman begitu ngotot? Menurut pandangan Engkus Sudirman sudah lama menjadi ‘penjaga gawang’ kepentingan bisnis keluarga Kalla.
“Masih ingat, bagimana dia gigih membela pembangunan proyek gas alam cair LNG Receiving Terminal di Bojanegara, Jabar? Proyek senilai Rp6,8 Triliun itu merupakan kerjasama antara PT Pertamina (Persero) dengan PT Bumi Sarana Migas. Nah, perusahaan mitra Pertamina itu dimiliki oleh Solihin Jusuf Kalla,” kata Engkus.
Kemudian lanjut Engkus, dikaitkan dengan posisi Sudirman sebagai Menteri ESDM yang diraihnya atas rekomendasi JK, maka terjawab sudah kenapa Sudirman ngotot.
“Dia ingin memberi ‘upeti’ kepada sang majikan agar posisinya aman. Untuk mengamankan posisinya, beberapa pekan silam, dia bahkan mengangkat karib JK sejak SMA, Tanri Abeng menjadi Komisaris Utama Pertamina beberapa minggu lalu, menggantikan Sugiharto. Akhirnya memang terbukti, jurus upeti itu terbukti ampuh. Sudirman lolos dari tebasan pedang reshuffle,” katanya lagi.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada awal pekan ini Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli menggelar rapat kordinasi dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Menteri ESDM, Dirut PLN dan beberapa pejabat terkait lainnya guna membahas megaproyek listrik 35 MW.
Rizal Ramli menyayangkan ketidakhadirannya Menteri ESDM dalam Rapat Kordinasi mengenai proyek listrik 35 ribu Megawatt. Sudirman mengutus Dirjen Ketenagalistrikan untuk menghadiri rapat tersebut.
“Tadinya kami berharap Pak Menteri (Menteri ESDM-Sudirman Said) datang agar bisa menyampaikan langsung. Tapi yah sudah diwakilkan oleh Dirjennya, nanti pak Dirjen yang melaporkan ke Pak Menteri,” kata Rizal di Kantornya, Jakarta, Senin (7/9).
Jarman yang menggantikan Sudirman Said, mengatakan bahwa pimpinannya tidak bisa hadir lantaran ada tugas lain yang tidak bisa ditinggalkan. “Pak Menteri (Menteri ESDM-Sudirman Said) ada tugas lain,” singkatnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka