Jakarta, Aktual.com — Walaupun telah mencabut subsidi BBM dan melakukan berbagai efisiensi untuk pembangunan infrastruktur, namun pemerintahan Jokowi – JK merasa kurang dan terus menambah utang luar negeri.
Dalam penyampaian Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Sofyan Djalil mengaku, bahwa pada tahun ini pemerintah kembali melakukan pinjaman luar negeri sebesar USD150 juta atau Rp2,02 triliun untuk mendorong pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Sofyan beralasan banyak proyek yang terancam mangkrak akibat persiapan yang tidak matang karena kekurangan biaya. Maka dari itu, dengan adanya pinjaman tersebut, diharapkan bisa menutupi kekurangan demi berjalannya pembangunan.
“Selama ini banyak proyek bermasalah misalnya, termasuk proyek PPP, karena tidak terlalu siapnya persiapan proyek. Padahal persiapan proyek yang bagus itu tender akan mudah, harga lebih mudah. Oleh sebab itu mulai tahun ini kita sediakan dana, dan sekarang sudah ada USD 150 juta, dari multilateral, loan,” kata Sofyan di Hotel Borobudur, Jakarta , Rabu (10/2).
Selain itu dia juga mengemukakan alasan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak bisa diandalkan untuk membangun infrastruktur karena jumlahnya sangat terbatas.
Setelah mendapat dana pinjama, langkah selanjutnya, pemerintah akan menyiapkan seluruh proyek infrastruktur tersebut sebelum melakukan proses pembanguanan.
“Jadi musti tahun ini kita siapkan proyeknya, nanti baru tender tahun depan, karena perusahaan proyek ada yang cepat ada yang lamban, paling cepat itu 6 bulan, ada yang perlu 1 tahun,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan