Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) diminta untuk bersikap hati-hati dalam pengumuman suku bunga acuan perbankan (BI Rate). Pasalnya, jika kebijakan yang diputuskan tak sesuai ekspektasi pasar bisa melemahkan nilai rupiah yang saat ini dalam tren positif. Namun, kalaupun akan melemah tidak terjadi berlanjut.
“Yang perlu diwaspadai jika hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia tidak sesuai ekspektasi pasar, sehingga bisa kembali melemahkan rupiah,” tandas analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (14/1).
Menurut dia, saat ini volatilitas rupiah terhadap dollar AS berpeluang untuk melanjutkan penguatan menuju tren apresiasi jangka pendek, sejalan dengan ekspektasi positif menjelang pengumuman data-data makroekonomi tersebut.
“Maka kami memperkirakan laju rupiah akan berada di level support 13.850 dan resisten 13.773,” jelasnya.
Selama ini, lanjut Reza, pemerintah telah melakukan berbagai upaya membantu BI dalam mengendalikan rupiah. “Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 123 tahun 2015 tentang Pajak Penghasilan (PPh) atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto SBI,” tandas dia.
Dengan adanya PP tersebut, telah mengamanatkan pemangkasan pajak deposito yang bersumber dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) dalam denominasi dollar AS maupun rupiah yang ditempatkan di perbankan nasional.
Sementara di tingkat global, penguatan ekonomi China juga telah menyebabkan dollar AS melemah terhadap yuan, rupiah dan dollar Kanada. Itu juga terjadi karena adanya faktor kebijakan masing-masing negara untuk menstabilkan mata uang.
“Seperti China melalui PBOC yang menetapkan batasan yuan terhadap dollar AS. Kini pemerintah Indonesia juga begitu, yang membuat pelaku pasar optimistis terhadap penguatan rupiah,” jelasnya.
Laporan: Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan