Jakarta, Aktual.com – Luar biasa!!! di China, Raja Salman meneken kontrak kerjasama ekonomi senilai Rp866 triliun. Bandingkan dengan di Indonesia yang hanya Rp93 triliun.
Sehingga patut dipertanyakan kenapa realisasi kerja sama investasi Raja Salman antara di China dan Indonesia berbeda sangat jauh. Padahal, sebelumnya tersiar kabar bahwa di Indonesia Raja Salman akan meneken kontrak kerjasama senilai Rp334 triliun, namun kenyataanya yang terealisasi hanya Rp93 triliun.
Bila membandingkan dalam hal penyambutan, bisa dibilang di Indonesia lah, Raja Salman mendapatkan penyambutan yang luar biasa. Presiden Jokowi langsung menyambut di kaki tangga pesawat.
Bahkan, Presiden Jokowi sendiri turun tangan memayungi Raja Salman ketika kehujanan di Istana Bogor, meskipun presiden harus basah kusup.
Sehingga patut ditelusuri apa penyebab Raja Salman sampai mengecilkan nilai investasinya di Indonesia. Pemerintah harus terbuka soal ini. Jangan sampai isu ini hanya menjadi isu liar di masyarakat.
Untuk mengerek pertumbuhan ekonomi yang saat ini jalan di tempat, Indonesia sangat membutuhkan dana investasi dalam jumlah besar. Dan kehadiran Raja Salman beberapa waktu yang lalu merupakan sebuah peluang emas. Sayang realisasinya meleset jauh dari ekspektasi yang berkembang.
Tentu sementara ini yang bisa disorot adalah tim ekonomi yang bisa dianggap gagal mengeksekusi peluang ini. Patut disayangkan, peluang yang sudah datang di depan dibiarkan lewat begitu saja.
Mestinya selain menggelar karpet merah di Bandara Halim Perdanakusuma, pemerintah juga perlu ‘menggelar’ karpet merah di bidang kerja sama ekonomi. Mengecilnya investasi Raja Salman bisa disebabkan kegagapan tim ekonomi dalam menyediakan bidang investasi yang diinginkan Raja Salman. Diharapkan pemerintah segera terbuka soal ini.
Oleh: SYA’RONI
Ketua Presidium PRIMA (Perhimpunan Masyarakat Madani)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan