Badan Pusat Staitistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) di Agustus 2017 sebesar 129,9. Angka ini sama saja mengalami deflasi sebesar 0,07 persen. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Daya beli masyarakat yang terus menurun berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini yang membuat pertumbuhan di kuartal III 2017 itu hanya mencapai 5,06 persen. Apalagi kemudian nilai tukar petani dan buruh juga terus melorot, sehingga berdampak lurus terhadap penurunan daya beli ini.

“Jadi selama ini, upah buruh tani juga terus tergerus inflasi, begitu juga dengan upah riil buruh bangunan di perkotaan yang dalam tiga tahun turun terus. Ini membuat daya beli merosot,” kata ekonom Indef, Bhima Yudhistira Adhinegara di Jakarta, Kamis (9/11).

Dengan kondisi demikian, kata dia, bisa disimpulkan bahwa upah nominal masyarakat kelas bawah tidak bisa mengikuti kenaikan harga kebutuhan pokok. “Makanya, pemerintah jangan kebanyakan mengelak. Harus cepat selamatkan daya beli ini,” ujar Bhima.

Dia menegaskan, pemerintah harus segera dorong penyaluran bantuan sosial (bansos) baik berupa Program Keluarga Harapan (PKH) maupun program beras sejahtera (rastra).

Kemudian, kata dia, realisasi belanja pemerintah harus dipercepat. “Solusi lain adalah pemulihan penyerapan tenaga kerja di sektor industri pengolahan dan infrastruktur melalui berbagai insentif dengan segera,” kata Bhima.

Artikel ini ditulis oleh: