Petugas menghitung uang kertas mata uang rupiah di tempat penukaran uang (Money Changer) PT Ayu Masagung, kawasan Kwitang, Jakarta, Rabu (25/4). Kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah ke depan sangat berpengaruh terhadap arah rupiah dalam jangka panjang. Jika salah langkah, maka rupiah berpotensi menyentuh level Rp 15.000 per dollar AS. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada kamis pagi bergerak melemah sebesar 18 poin menjadi Rp14.424 dibanding sebelumnya Rp14.406 per dolar AS.

“Sinyal inflasi yang meningkat di Amerika Serikat menyebabkan dolar AS kembali menguat dan menekan mata uang pasar berkembang seperti rupiah,” kata Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga di Jakarta, Kamis (9/8).

Ia menambahkan bahwa pergerakan rupiah juga akan ditentukan oleh perkembangan dagang global. Kekhawatiran memburuknya perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, yakni Amerika Serikat dan Tiongkok dapat mempengaruhi pasar keuangan.

“Namun, rupiah relatif masih stabil terhadap dolar AS,” katanya.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada menambahkan pernyataan Tiongkok yang akan mengenakan tarif kembali atas barang-barang impor juga ikut mempengaruhi.

“Perang dagang kembali membuat laju dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang dunia dan pada akhirnya berimbas negatif pada pergerakan rupiah,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid