Seorang teller menunjukan mata uang dollar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Jumat (2/3/18). Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai pengenaan tarif impor baja sebesar 10% dan tarif impor alumunium sebesar 25%, sempat membuat dollar AS melemah terhadap rupiah. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia menyebutkan pelemahan nilai tukar rupiah yang pada Senin ini menembus batas psikologis Rp14.000 per dolar AS masih dalam rentang “wajar”, dan lebih baik dibandingkan negara-negara dengan kapasitas ekonomi setara (peers).

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan rupiah Senin ini melemah 0,40 persen. Tingkat pelemahan itu, kata Dody, lebih baik dibandingkan pelemahan yang dialami Rupee India, Zaar Afrika Selatan, Rubel Rusia dan Lira Tukri.

“Secara perlahan harus dijelaskan bahwa rupiah masih wajar, dan sama dengan perkembangan mata uang regional, dan tidak pada level nominal yang kebetulan sudah menembus batas psikologis Rp14.000,” katanya, Senin (7/5).

Dody menjelaskan penyebab melemahnya rupiah pada Senin ini lebih karena kembali menguatnya tekanan mata uang “greenback” atau dolar AS ke seluruh mata uang di negara-negara kawasan.

“Tekanan dari eksternal AS masih dominan mempengaruhi pelemahan di banyak mata uang negara maju dan berkembang,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid