Petugas pemadam kebakaran dibantu anggota TNI memadamkan kebakaran hutan di Kampar, Riau, Minggu (13/9). Petugas kewalahan memadamkan kebakaran dikarenakan jauhnya sumber air dan kencangnya tiupan angin di lokasi kebakaran. Asap dari kebakaran hutan di Indonesia berimbas ke negara tetangga Singapura dan Malaysia. AKTUAL/JEFRI TARIGAN

Jakarta, Aktual.com — Sekretaris Manggala Agni daerah operasi wilayah IV, Aswaludin mengatakan bahwa satelit NOAA 18 mendeteksi 13 titik api di wilayah Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah.

Titik api pantauan pada Sabtu (3/10) sampai pukul 06.00 WIB itu meningkat dibanding beberapa hari lalu. “Hot spot” itu terdeteksi di wilayah Desa Sikan Kecamatan Montallat ada empat lokasi titik api, Kelurahan Jambu, Jingah dan Desa Sabuh masing-masing satu titik api, ujarnya.

Di kawasan Desa Rarawa, Kandui dan Siwau Kecamatan Gunung Timang, Desa Muara Wakat, Benangin 5 dan Sampirang II Kecamatan Teweh Timur masing-masing satu titik api.

“Titik api yang dipantau satelit NOAA ini berambah dibanding hari sebelumnya hanya sembilan titik api,” kata dia.

Aswaludin mengatakan, pantauan titik api dari satelit NOAA ini berbeda dengan deteksi dari satelit Terra/Aqua (NASA) pada waktu yang sama hanya terdeteksi tujuh titik api.

Deteksi dari satelit Terra itu lokasinya di Desa Jamut dan Sampirang Kecamatan Teweh Timur masing-masing dua lokasi hotspot, Desa Muara wakat Kecamatan Teweh Timur, Sikan dan Kelurahan Montallat II Kecamatan Montallat masing-masing satu lokasi titik api.

Titik api hasil deteksi kedua satelit ini sebagai acuan pihaknya untuk mengecek ‘hot spot’ itu apakah merupakan kawasan hutan atau lahan yang terbakar.

“Bisa saja deteksi satelit itu merupakan lahan atau kawasan berpasir yang bisa menimbulkan hawa panas atau rumah warga yang atapnya dari seng, namun hasil deteksi itu merupakan data valid sebagai acuan kami untuk mengecek lokasi,” kata Aswaludin.

Pantauan di Muara Teweh Sabtu pagi kabut asap kembali menyelimuti daerah ini sebelumnya pada Jumat pagi sempat berkurang namun pada pagi ini bertambah tebal.

“Kabut asap kembali menutup wilayah Muara Teweh dan sekitarnya, padahal kemarin sempat cerah,” kata seorang warga setempat, Anoey.

Kepala Kelompok Tenaga Teknis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Muara Teweh Sunardi mengatakan kabut asap sempat berkurang pada Jumat pagi dengan jarak pangan mencapai 3.000 meter, namun pagi ini kembali diselimuti asap.

Jarak pandang permukaan pada Sabtu pagi sekitar 600 meter dengan jarak pandang vertikal 450 feet.

“Memang kabut asap di Muara Teweh ini bertambah dibanding hari kemarin, namun sinar matahari masih bisa menembus kabut,” kata Sunardi.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka