Jemaah Haji asal Indonesia di Muzdalifah. HO

Mekah, Aktual.com – Ibadah haji 1444H, memasuki hari terakhir. Sejumlah nokta merah bermunculan, untuk perbaikan, agar tidak terulang tahun depan.

Dirjen Penyelenggaraan Umrah dan Haji Kemenag, Hilman Latief mengatakan setelah insiden penahanan ribuan jamaah haji di Muzdalifah, muncul masalah juga di Mina.

Layanan konsumsi jamaah haji di Mina tidak terdistribusi dengan baik dan lancar. Selain itu, terkait ketersediaan kasur tidak sesuai jumlah jemaah.

“Kami protes keras kepada Syarikah Mashariq terkait masalah di Muzdalifah. Kami meminta tidak ada masalah dalam penyediaan layanan di Mina,” tegas Hilman beberapa hari lalu.

Hilman menyampaikan protes keras kepada Mashariq karena penyediaan layanan di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna) sepenuhnya merupakan tanggung jawab mereka.

Mekanisme ini juga oleh semua negara, dengan protes penyediaan layanan dalam skema kemitraan dengan otoritas Mashariq.

“Jadi di Armina, seluruh penyediaan layanan oleh Mashariq. Oleh karena itu, kami meminta agar semua hak jamaah haji Indonesia dapat dengan baik,” tegasnya.

Hilman meminta Mashariq untuk mengambil keputusan yang cepat dalam mengantisipasi potensi masalah yang mungkin timbul.

Dengan demikian, nokta merah yang ada dapat segera teratasi dan tidak merugikan jemaah.

“Mashariq seharusnya menyadari Indonesia memiliki jamaah terbanyak. Seharusnya ada skema mitigasi lebih komprehensif dan cepat,” jelasnya.

Hilman mengakui ruang tersedia di Mina untuk jamaah haji sangat terbatas. Setiap jamaah hanya memiliki ruang sekitar 0,8 m2.

Namun, kondisi seperti ini memang terjadi setiap tahun selama puluhan tahun.

“Ijtihad ulama dalam menetapkan Mina Jadid menjadi bukti bahwa keterbatasan ruang di Mina telah dirasakan dan menjadi topik diskusi sejak lama,” ungkap Hilman.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan