Jakarta, Aktual.com – (Sebuah penuturan dari Syekh.Dr.Abdul Mun’iem mengenang ayah dan kedua paman/uwa beliau)
Syekh.Dr.Abdul Mun’iem menuturkan bahwa paman beliau yaitu al Imam al-Sayid Abdullah bin Muhammad Shiddiq -Ridhwanullahi alaih- adalah sosok yang sulit di definisikan.
Hal tersebut sebagaimana diakui oleh Sayidi Syekh Dr.Mahmud Sa’id Mamduh –Hafidzahullahu- bahwa ia (Dr.Said Mamduh) sendiri pun merasa lemah dalam memberikan sebuah definisi untuk beliau, meskipun ia memiliki banyak pengalaman bersama beliau dan banyak tahu tentang hal-ihwal keilmuan maupun peragai beliau.
Beliau dianugerahi keistimewaan tersendiri dalam penguasaannya pada setiap bidang ilmu, dalam sehari beliau sudah terbiasa mengisi halaqah pengajian dua atau tiga kali bahkan pada bulan ramadhan durasi pengajiannya bisa lebih lama dari biasanya sampai satu atau dua jam sekali ngaji.
Nilai-nilai kesungguhan pun tampak dari setiap taklim yang beliau sampaikan dan dari kedua matanya terpancar kilatan cahaya kegembiraan dan pengharapan (kepada Allah SWT).
Beliau terbiasa menjawab berbagai macam pertanyaan , terkadang seseorang bertanya tentang ilmu fiqih berikut beraneka ragam permasalahannya sementara yang lain menanyakan kepada beliau tentang persoalan tafsir Al Quran dan meminta penjelasan pada beliau mengenai bagaimana pendapat para ulama tafsir dalam memahami ayat-ayat Al Quran dan yang lainnya lagi bertanya tentang ilmu ushul fiqh.
Bahkan para siswa sekolah menengah tak segan-segan untuk bertanya kepada beliau mengenai ilmu nahwu dan balaghah dan beliau pun menjawabnya dengan penjelasan yang disertai beberapa amtsilah (contoh/pemisalan). Sungguh begitu banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari proses pengajaran beliau tersebut tadi.
Dalam menjelaskan tafsir suatu ayat Al Quran, terlebih dahulu beliau memaparkan sejumlah pendapat para imam ahli tafsir dan mengakhirinya dengan mentarjih (mengunggulkan) salah satu pendapat yang menurut beliau lebih sahih atau beliau langsung menafsirkannya sendiri tanpa mengutip pandangan ahli tafsir yang lain atau terkadang beliau mengkritik/meluruskan kesalahan penafsiran seseorang yang salah karena bertentangan dengan kaidah bahasa arab atau dengan kaidah lainnya .
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid
















