“Informasi yang saya dapatkan dari BNN, setidaknya ada 72 jaringan narkoba internasional beroperasi di Indonesia,” ujar dia.

Ketua Umum Partai Golkar ini memaparkan beberapa faktor yang menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial untuk narkoba dari berbagai negara, termasuk Tiongkok. Besarnya jumlah penduduk, luasnya wilayah Indonesia, serta meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi sebagai daya tarik tersendiri bagi para pengedar narkoba dalam memasarkan produknya.

“Hal ini harus kita lawan bersama,” tegas dia.

Lebih lanjut, Novanto pun mengutip riset yang dilakukan Universitas Indonesia, yang menyebut jumlah pengguna narkoba di Indonesia telah mencapai empat juta jiwa. Angka ini setara dengan 2,2 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang berusia 10-59 tahun.

BNN sendiri memprediksi, para pengguna narkoba di Indonesia dapat menghabiskan dana sebesar Rp 72 Triliun setiap tahunnya. Nominal ini sendiri disebut Novanto terlampau sia-sia jika digunakan untuk menghancurkan generasi muda.

“Besarnya jumlah uang dalam perputaran narkoba, seharusnya bisa dipakai belanja barang kebutuhan pokok yang dapat menggerakan roda perekonomian maupun membeli berbagai keperluan pendidikan,” tutupnya.

Laporan: Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby