Jakarta, Aktual.com – Nasib petani yang kian sengsara sepertinya bukan cerita bohong saat ini. Faktanya dapat dilihat dari kemampun konsumsi atau daya beli petani memang rendah.

Hal ini terjadi karena Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Januari 2017 lalu mengalami penurunan 0,56 persen dibanding bulan sebelumnya.

“Berdasar hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 33 provinsi di Indonesia, pada 2017 lalu NTP nasional turun 0,56 persen dari 101,49 pada Desember 2016 menjadi 100,91 pada Januari 2017,” jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto di Jakarta, Rabu (1/2).

Penurunan NTP Januari 2017 ini, kata dia, disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami kenaikan lebih kecil dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.

Penurunan NTP Januari ini dipengaruhi oleh turunnya NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,52%, subsektor holtikultura (0,72%), subsektor tanaman perkebunan rakyat (0,54%), subsektor peternakan (0,58%), dan subsektor perikanan (0,11%).

“NTP ini merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya brli petani,” tegas dia.

Dia melanjutkan, dilihat dari NTP Provinsi ternyata NTP Sulawesi Selatan alami penurunan terbesar (1,7%) dibanding penurunan NTP provinsi lainnya. Kondisi petani di daerah asal Menteri Pertanian Amran Sulaiman itu justru faktanya kian sengsara saja.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan