Mendikbud, Muhadjir Effendy ketika menghadiri siswa berkebutuhan khusus, tunanetra, tengah latihan menyanyi untuk persiapan acara Maulid Nabi di halaman sekolah, Rabu (1/2)

Jakarta, Aktual.com – Alma Arsita Nursyarif, siswa kelas 3 SDN Lebak Bulus 2 Jakarta Selatan, tak pernah menyangka bakal bernyanyi bersama seorang menteri.

Saat itu siswa berkebutuhan khusus, tunanetra, ini sedang latihan menyanyi untuk persiapan acara Maulid Nabi di halaman sekolah, Rabu (1/2).

Secara mendadak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mampir dan menyaksikan sekolah inklusi itu mempersiapkan acara.

Sebelumnya, Mendikbud menghadiri pencanangan Kemitraan 1in11 antara Kemdikbud, UNICEF, FC Barcelona dan Reach Out to Asia (ROTA) di SLB Pratama tal jauh dari SDN Lebakbulus 2.

Tak hanya menengok siswa latihan, Mendikbud juga ikut bernyanyi bersama Caca, panggilan akrab Alma Arsita. Lagu Insya Allah milik Maher Zein pun mengalun merdu dinyanyikan Caca bersama Mendikbud.

“Insya Allah…. Insya Allah… Insya Allah… ada jalaan,” demikian penggalan lagu itu.

Nampak mata Mendikbud berkaca-kaca menyanyi bersama Caca. Usai menyanyi bersama, Muhadjir mendekati Caca dan terlibat obrolan sangat akrab sambil sesekali menyeka matanya yang basah.

“Senang sekali. Saya bisa nyanyi dan diajak ngobrol pak Menteri,” ujar Caca yang menerima sejumlah uang pembinaan dari Mendikbud.

Caca adalah satu dari sekitar 1,6 juta anak berkebutuhan khusus (ABK) usia sekolah. Saat ini, angka partisipasi pendidikan ABK masih tergolong rendah, sekitar 18%.

“Banyak faktor kenapa angka partisipasi itu rendah. Bisa karena kekurangan sarana prasarana, bisa juga karena keengganan keluarga menyekolahkan anaknya yang ABK,” kata Mendikbud saat bertemu wartawan usai mencanangkan seminar metodologi FutbolNet untuk pendidikan inklusif hasil kemitraan 1in11 itu.

Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu berjanji akan terus memberi perhatian pada pendidikan ABK.

“Ini sudah amanat negara bahwa pendidikan untuk semua dan pendidikan harus merata, berkeadilan dan antidiskriminasi,” tuturnya.

Metodologi FutbolNet merupakan metode pendidikan lewat kekuatan olah raga untuk siswa ABK. Metode ini dikembangkan hasil dari kemitraan antara UNICEF, FC Barcelona, dan ROTA.

Mendikbud mengakui penanganan ABK tidak bisa dilakukan sendiri oleh Kemdikbud. Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby