Jakarta, Aktual.com — Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto menyesalkan kebijakan Kementerian BUMN pimpinan Rini Soemarno yang menyalurkan dana kredit hasil pinjaman tiga bank BUMN dari China Development Bank (CDB) ke PT Indosat Tbk.

Penyaluran tersebut dinilainya tidak tepat sasaran. Apalagi, perusahaan Indosat diketahui bersama mayoritas sahamnya dimiliki asing. Yakni Ooredo Asia Pte. Ltd, perusahaan asal Qatar.

Di sisi lain, Menteri BUMN Rini Soemarno pernah menyatakan dan menjanjikan bahwa peminjaman dana dari China diperuntukkan bagi pembiayaan pembangunan infrastruktur.

“Kenapa harus membiayai asing yang secara modal masih sangat besar. Pemerintah Indonesia hanya punya 14 persen. Penyaluran kredit yang salah sasaran,” terang Darmadi kepada wartawan, Jumat (8/4).

Kementerian BUMN, lanjut Darmadi yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan, semestinya melakukan kajian dari berbagai aspek terlebih dulu sebelum memberikan dana kepada Ooredo. Utamanya kajian terhadap aspek finansial.

“Perusahaan yang enggak jelas kinerjanya, Ooredo perusahaan Qatar, sahamnya dimiliki Ooredo milik Qatar,” jelasnya.

Untuk diketahui, tiga bank BUMN masing-masing Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BRI melakukan peminjaman dana ke China Development Bank (CBD) sebesar USD3 miliar atau setara Rp42 triliun. Menteri BUMN Rini Soemarno membawa tiga pimpinan bank tersebut ke China pada penandatanganan perjanjian utang, 16 September 2015.

“Pemanfaatan pinjaman dari CBD untuk infrastruktur,” kata Direktur Utama Bank Mandiri, Budi G Sadikin pada Oktober 2015.

Dengan keunggulan bunga rendah, berjangka panjang serta jumlah pinjaman besar, ia meyakini akan memudahkan bank BUMN melakukan pembiayaan infrastruktur.

Terlebih, proyek infrastruktur di Indonesia akan semakin besar sehingga bank BUMN perlu mencari sumber dana lain untuk pembiayaan BUMN dan swasta yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur.

Artikel ini ditulis oleh: