Jakarta, Aktual.com — Inggris akan menentukan pilihan status keluar atau tetap bertahan hubungan dengan Uni Eropa melalui referendum pada 23 Juni, namun apabila hasilnya menyatakan keluar, maka akan membutuhkan lima hingga sepuluh tahun lagi untuk bernegosiasi dan menyusun rencana perdagangan dengan AS, demikian dikatakan Presiden AS, Barack Obama pada Minggu di televisi Inggris.
“Inggris tidak akan mampu bernegosiasi sesuatupun dengan Amerika Serikat lebih cepat dari Uni Eropa,” kata Obama. “Kami tidak akan meninggalkan upaya kami untuk menegosiasikan kesepakatan perdagangan dengan mitra dagang terbesar kami, pasar Eropa. Karena itu bisa membutuhkan waktu lima tahun dari sekarang, sepuluh tahun dari sekarang,” demikian kata Obama yang dilansir dari VOA Senin (25/4).
Obama yang akan mengakhiri masa jabatannya sebagai presiden pada bulan Januari, telah menghabiskan tiga hari terakhir berkeliling di Inggris dan menyerukan kepada rakyat inggris agar mereka memilih untuk tetap menjadi bagian dari Uni Eropa.
Obama baru-baru ini menerbitkan sebuah kolom di surat kabar The Telegraph yang berisi himbauan agar negara Inggris untuk tetap bersama Uni Eropa dengan alasan bahwa Inggris akan lebih kuat.
“AS melihat bagaimana suara yang kuat di Eropa memastikan bahwa Eropa mengambil sikap yang kuat di dunia,” kata Obama.
Menanggapi hal itu pimpinan sayap kanan Partai Kemerdekaan, Nigel Farage melontarkan pernyataan keras, menurutnya AS mengganggu dan ikut campur urusan Inggris.
Bahkan Walikota London Boris Johnson mengatakan pernyataan Obama sebagai bentuk kemunafikan dan “sesat”, menurutnya para pemimpin AS “tidak akan pernah merenung dan memikirkan sesuatu seperti Uni Eropa untuk diri mereka sendiri.”
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan