Jakarta, Aktual.com – Obesitas atau kegemukan juga dipengaruhi oleh kecukupan pemenuhan gizi pada awal kehidupan yakni sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.

Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan Doddy Izwardy saat dihubungi di Jakarta, Rabu (16/1), mengatakan pemenuhan gizi saat 1000 hari pertama kehidupan sangat menentukan kondisi seseorang apakah malnutrisi kekurangan gizi atau kelebihan gizi yang mengakibatkan pada obesitas.

“Jika saat awal kehidupan diberikan inisiasi menyusui dini, ASI, dan gizi yang cukup, ke depannya anak itu akan kuat. Saat tumbuh dewasa kondisi tubuhnya terjaga,” kata Doddy.

Dia menekankan untuk menjaga kondisi tubuh anak hinggga dewasa harus dimulai sejak kecil.

“Kalau sudah terjadi obesitas ingin diturunkan berat badannya sangat sulit,” kata dia.

Menurut Doddy, pemahaman masyarakat, terutama orang tua, tentang gizi seimbang sangat penting untuk menghindari salah pola asuh dan salah pola makan yang bisa berdampak pada kegemukan.

Dia berpendapat kondisi saat ini di masyarakat tidak begitu memperhatikan kondisi tubuh anak dan salah memahami bahwa anak yang sehat adalah anak yang gemuk.

Doddy mengatakan Kementerian Kesehatan saat ini tengah membangun sistem surveilans gizi di seluruh daerah Indonesia untuk memantau tumbuh kembang anak berbasis data akurat yang diintegrasikan dengan aplikasi.

Hal tersebut dilakukan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang didapati pada posyandu tentang pemantauan status gizi masyarakat. Dia menerangkan saat ini Kemenkes baru mendapatkan 27 persen data tumbuh kembang anak yang terintegrasi dengan sistem aplikasi di komputer atau ponsel pintar. Tujuannya agar data gizi anak Indonesia bisa terpantau guna mencegah terjadinya gizi kurang, stunting, atau bahkan kegemukan.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin