Jakarta, Aktual.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengundang investor asal Inggris Raya menambah investasinya di Indonesia, baik melalui “foreign direct investment” atau investasi portofolio di pasar modal.
“Saya kurang puas dengan Inggris hanya di peringkat 11 investasi terbesar di Indonesia kalah dari Belanda yang di peringkat tujuh. Saya ingin Inggris jadi di peringkat yang pertama,” kata Ketua Dewan Komisionner OJK Wimboh Santoso dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (17/3).
Hal ini disampaikan Wimboh dalam acara The Indonesia Infrastructure Investment Forum 2018 di London yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), KBRI London dan Bank Indonesia, Jumat (16/3) waktu setempat.
Dalam kesempatan itu, ia mengungkapkan beberapa keuntungan yang didapat jika berinvestasi di Indonesia kepada para pengusaha dan investor dari Inggris, termasuk pembangunan infrastruktur yang sedang digenjot pemerintah.
Alasan pertama adalah solidnya kondisi perekonomian di Indonesia. Semua lembaga pemeringkat global telah memperbaiki “sovereign rating” Indonesia menjadi “investment grade status”.
Kedua, lanjut dia, indeks daya saing global Indonesia juga meningkat, dari 41 pada tahun 2017 menjadi 36 pada tahun 2018. Dalam laporan Ease of Doing Business 2018 di Bank Dunia, Indonesia naik 34 posisi ke posisi 72, dari posisi 91 pada 2017.
Lalu, ia menambahkan, khususnya Indeks Infrastruktur Transportasi yang dikeluarkan oleh Forum Ekonomi Dunia, peringkat Indonesia juga meningkat sebagai hasil pembangunan infrastruktur masif, dari posisi ke-36 pada 2017 sampai 30 pada tahun 2018.
Dan yang terakhir, ia menyampaikan, US News baru-baru ini juga menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi paling menarik kedua di dunia berdasarkan survei yang diikuti oleh 21.000 responden dari 80 negara.
Ia mengatakan OJK bersama dengan Pemerintah dan Bank Indonesia memiliki komitmen yang besar untuk memperbaiki iklim investasi di Indonesia, menyediakan beragam instrumen keuangan untuk pembiayaan infrastruktur seperti sekuritisasi aset atau “future income”, “green bonds”, “perpetual bonds” dan obligasi daerah.
“Kami akan membuka pintu selebar-lebarnya untuk menfasilitasi para investor yang ingin berinvestasi di Indonesia,” kata Wimboh.
Forum dengan topik “Indonesia Infrastructure Projects: Investment and Financing Opportunities” itu mengundang sekitar 100 investor dari Inggris Raya untuk mendengar lebih detil kondisi Indonesia dan alternatif investasi yang tersedia untuk berinvestasi khususnya pada pembangunan infrastruktur.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Teuku Wildan