Jakarta, Aktual.co —  Organisasi untuk kerjasama dan pembangunan ekonomi atau Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) memberikan beberapa rekomendasi untuk perbaikan ekonomi Indonesia, salah satunya dengan memperluas dan memperdalam sistem keuangan.

Berdasarkan data OECD, sistem keuangan Indonesia didominasi oleh sektor perbankan. Sektor ini memegang 79 persen aset sektor keuangan pada tahun 2013, sehingga hal tersebut menyisakan ruang yang sedikit bagi lembaga keuangan lainnya. Selain itu, perusahaan asuransi memegang sekitar 10 persen dari aset sektor keuangan lainnya dan kurang dari 3 persen dipegang oleh dana pensiun.

“Indonesia perlu mempercepat pendalaman perluasan sistem keuangannya dengan cara mendorong tabungan dalam negeri formal,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) OECD, Angel Gurria di Jakarta, Rabu (25/3).

Lebih lanjut dikatakan dia, pemerintah Indonesia juga perlu memfasilitasi mobilisasi dana dari lembaga non-bank untuk membiayai investasi, khususnya dalam bidang infrastruktur. Menurutnya, hal tersebut akan dapat memperbaiki stabilitas keuangan dan meningkatkan liquiditas.

“Volatilitas dalam arus masuk modal telah menimbulkan perubahan yang tajam secara berkala dalam nilai Rupiah, obligasi dan harga saham,” kata dia.

Gurria juga mengatakan agar pihak yang berwenang perlu melanjutkan upaya untuk mengembangkan pasar valuta asing dan menurunkan premi risiko pada aset berdenominasi Rupiah yang mendasari transaksi.

“Dengan cara menggeneralisasi transaksi lindung nilai dan opsi untuk mengurangi dominasi transaksi spot serta secara progresif menghapuskan pembatasan terhadap deposito bank berdenominasi valuta asing,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka