Jakarta, Aktual.com — PT Bumi Sarana Migas (BSM) yang mendapat proyek penampungan LNG (gas alam cair) dari PT Pertamina (Persero) dinilai sarat beraroma politis. Pasalnya, pembangunan LNG receiving terminal oleh BSM di kilang yang berada di Banten itu diberikan Pertamina disebut-sebut tanpa proses tender. Posisi Pertamina sendiri hanya sebagai offtaker yang menampung pasokan gas cairnya itu.

Aroma politis bisa saja menguat jika dilihat posisi BSM yang merupakan milik keluarga Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam jajaran dewan komisaris BSM, ada nama Solihin Kalla yang merupakan komisaris utama BSM, sekaligus juga anak Wapres tersebut.

“Untuk itu, Pertamina memang harus menjelaskan ke publik detailnya, kenapa BSM mengelola kilang LNG itu yang katanya tanpa tender. Kalau itu milik anak Pak JK, jangan sampai jadi unsur politis,” terang anggota Komisi VII DPR, Satya W. Yudha, di Jakarta, Rabu (20/4).

Pernyataan itu dilontarkan Satya ketika Aktual.com menginformasikan kalau BSM merupakan perusahaan migas swasta milik JK.

“Kalau itu (BSM) punya keluarga JK, yang penting isu ini jangan dipolitisir. Saya sendiri akan cek lagi ke Pertamina,” kata politisi Fraksi Partai Golkar itu.

Menurut Satya, jika dengan posisi Pertamina yang sebagai offtaker terhadap LNG BSM tersebut dianggap akan merugikan Pertamina sendiri, memang perlu dilihat secara luas. Karena memang, kata dia, Pertamina itu bisa sebagai offtaker di kilang LNG mana saja, yang penting kilang itu dekat dengan Pertamina.

Jika lokasi kilang LNG BSM itu dekat dengan Pertamina, maka bisa beli dari BSM itu. Karena semua itu akan harus dilihat dari sisi shifting-nya, panjang pipanya, dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.

“Namun, yang bisa jadi masalah, kalau ada proyek LNG yang lebih dekat, kemudian Pertamina tetap ngotot membeli dari BSM ini, berarti ada masalah,” tegasnya.

Dengan kondisi itu akan jadi tanda tanya publik ada apa sebetulnya yang terjadi dengan Pertamina-BSM ini.

“Makanya Pertamina sekali lagi harus menjelaskan detail kontrak dengan BSM tersebut,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka