Jakarta, Aktual.com – Menteri ESDM Sudirman Said menyebut soal target lifting minyak bumi selama ini yang diusulkan pihaknya berdasar realitas, bukan hanya angka-angka yang selama ini terkesan dipaksakan. Sementara kondisi di lapangan memang tidak memungkinkan.
“Soal produksi minyak kita, saya itu bicara dengan realitas. Jangan angka lagi. Apalagi angka dari langit. Kita kerap debat di DPR. Tapi dua tahun ini kita berhasil yakinkan DPR untuk bikin target (sesuai pemerintah),” ujar dia di kantornya, Jakarta, Jumat (22/7).
Namun faktanya memang, meski Sudirman mengatakan berdasar realitas, tapi tetap tidak mencapai target lifting minyak. “Alhamdulillah memang, hasilnya nggak tercapai. Tapi (melesetnya) enggak terlalu jauh,” kilah dia.
Alasannya, lanjut Sudirman, karena harga minyak dunia sedang rendah, dan belum ter-recovery sepenuhnya. “Namun capaian tersebut menunjukkan kita bersama kerja keras dan sungguh-sungguh. Kita membuat Komite Eksplorasi Nasional. Karena kita sadar apabila eksplorasi tidak dilakukan, maka masalah waktu cadangan kita akan habis,” papar dia.
Dia mengklaim, kondisi di hulu yang rendah investasi juga gara-gara harga minyak dunia yang tengah anjlok. Dan tidak punya cadangan ke depan.
Sementara di hilir, Sudirman menyebut pihaknya banyak membuat kebijakan tepat. Salah satuanya soal pemangkasan BBM Bersubsidi. Sehingga persoalan margin dan efisiensi bagi PT Pertamina (Persero) menjadi sangat jelas.
“Ini (masalah BBM) masalah rumit yang kita selesaikan. Subsidi yang selama bertahun-tahun didiamkan, sehinga kita pangkas. Itu secara fiskal sangat berdampak. Tapi dana itu kita geser untuk pembangunan infrastruktur,” terang dia.
Bahkan ia mengklaim, Arab Saudi akan melakulan langkah seperti yang dilakukan pihaknya. Selama ini, Arab Saudi memanjakan masyarakatnya. “Banyak negara yang melihat kita sebagai role model bagaimana melakukan reform ini (pemangkasan subsidi),” tegas Sudirman.
Tahun 2015 lalu, lifting minyak masih belum bisa mencapai target sesuai dalam APBN Perubahan 2015. Realisasi lifting minyak sepanjang 2015 hanya mencapai 777.560 bph (barrel per hari). Sementara lifting gas sebesar 6.933,27 miliar british thermal unit per hari (BBTUD). Padahal, dalam APBN-P 2015 targetnya lifting minyak sebesar 825.000 bph dan gas 7.079 BBTUD.
Sekarang, dalam APBN P 2016, pemerintah dibebani untuk mencapai lifting minyak sebesar 820.000 bph.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan