Jakarta, Aktual.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bakal terus mendorong pendanaan dari sektor pasar modal. Apalagi di saat bersamaan, tren suku bunga di perbankan juga mulai rendah.
Apalagi di saat bersamaan yield di pasar modal juga mulai meningkat. Sehingga bagi perusahaan yang butuh pendanaan, bisa lebih menguntungkan ketika bisa mencari pendanaan di pasar modal. Baik melalui initiap public offering (IPO), right issue, penerbitan obligasi dan lainnya.
“Kita perlu dorong pendanaan di pasar modal. Dan kita kampanyekan bahwa yield di pasar modal itu menarik. Ini perlu dilakukan oleh korporasi kita,” ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso di acara Mandiri Investasi Market Outlook, di Jakarta, Kamis (25/1).
Menurut Wimboh, saat ini dari indikator makroekonomi yang ada sudah cukup membaik. Suku bunga Bank Indonesia (BI 7-day Reverse Repo Rate) juga sudah turun menjadi 4,25 persen.
“Makanya, di tahun ini fokus kami lebih untuk mendorong pasar modal lebih berkembang lagi,” kata dia.
Wimboh mengungkapkan, sejauh ini OJK tengah mengintensifkan kampanye yang menyasar korporasi untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) untuk menggalang dana dari pasar modal.
Guna meningkatkan efektivitas kampanye tersebut, jelas Wimboh, OJK akan memudahkan dan mempersingkat proses pelaksanaan IPO maupun penerbitan surat utang.
“Kami akan mendorong, mempermudah dan mempercepar proses penerbitan surat utang dan IPO. Dan, bank pun tidak perlu mengeluarkan pinjaman jangka panjang,” tegas Wimboh.
Lebih lanjut, dia menyatakan, konsentrasi OJK untuk mengembangkan industri pasar modal tersebut tidak terlepas dari membaiknya sebagian besar indikator makroekonomi Indonesia. “Inflasi kita dalam tren yang merendah, karena saluran distribusi logistik kita sudah bagus,” ucap Wimboh.
Selain itu, jelas dia, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga berada dalam kondisi stabil dan suku bunga BI 7-day Repo Rate juga terus menurun hingga ke level 4,25 persen. “Industri perbankan kita juga dalam kondisi sehat. Dahulu marjin dibatasi, kalau sekarang tidak ada lagi pembatasan marjin,” ujarnya.
Busthomi
Artikel ini ditulis oleh: