Jakarta, Aktual.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan dana-dana kelolaan dari industri keuangan non bank (IKNB) untuk disimpan di Surat Berharga Negara (SBN). Tahun ini ditargetkan sebesar 20% dan tahun depan sebesar 30%.
Aturan OJK itu tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 1/POJK.05/2016 tentang Investasi Surat Berharga Negara Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank. Terkait hal itu, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) hingga saat ini baru menyimpan dana kelolaan di SBN atau SUN sebanyak 14,8%.
“Pada intinya kami akan tetap ikuti POJK tersebut. Tapi kan kami tidak bisa serta merta pindah ke SBN. Karena bagi kami, secara bisnis, tetap mencari investasi yang imbal hasilnya tinggi,” ungkap Ketua Umum AAJI, Hendrisman Rahim di Jakarta, Jumat (18/11).
Dengan capaian 14,8% itu, kata dia, memang industri asuransi jiwa tidak semua belum mencapai 20% dari dana kelolaannya. Meski begitu, dia sendiri mengakui, masih ada pelaku industri yang belum banyak menyimpan dananya di SBN. Bahkan ada yang di bawah 1%.
“Secara rata-rata baru capai 14,8%. Sebenarnya tahun ini, mungkin saja kita langsung penuhi jadi 20%. Tapi itu switching langsung ke SBN. Padahal secara bisnis kami masih kejar dividen yang tinggi,” tandas Hendrisman.
Dia mengakui, sejauh ini investasi di industri asuransi jiwa masih didominasi oleh investasi di reksa dana ysng mencapai 32,7%. Kemudian disusul saham (27,8%), SBN (14,8%), deposito (12,7%), sukuk korporasi (8%), dan lainnya.
Meski begitu, dengan waktu yang tersisa, di tahun ini industri asuransi jiwa bertekad bisa mengalihkan investasinya ke SBN hingga mencapai 20%.
“Karena di tengah era suku bunga rendah, sepertinya deposito sudah enggak terlalu menarik. Sehingga kita switch ke SBN,” tegas dia.
Selain itu, dia juga berharap, bisa mengakumulasi obligasi BUMN karya untuk proyek infrastruktur, tapi dimasukkan ke portofolio SBN. Sehingga target 20% itu semakin cepat didapat.
“Sejauh ini kita juga sudah membicatakan dengan Menteri BUMN. Sehingga ketika dana kita dikelola di obligasi SBN, itu bisa dianggap bagian dari SBN,” harapnya.
Menurut dia, tawaran tersebut saat ini sedang masuk pembahasan dari pihak OJK, Menteri BUMN, dan Menteri Koordinator Perekonomian.
“Saat ini, kita sudah kelola dana hingga kuartal III-2016 ini mencapai Rp368,18 triliun atau meningkat 25,7% dibanding periode yang sama di tahun lalu,” ujarnya.
Untuk 2017, Hendrisman menargetkan capaian investasi bisa bertumbuh 10-30%. Dan porsi SBN bisa diperbankan. Apalagi berdasar pendapat analis, 2017 itu akan jadi booming investasi 10 tahun.
“Kemungkinannya kita akan perbanyak di portofolio reksadana dan SBN. Sehingga perintah OJK sebanyak 30% di SBN bisa tercapai,” pungkas dia.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan