Jakarta, Aktual.co — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengedukasi literasi keuangan sejak usia dini di Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara.

“Kami melakukan edukasi sejak usia dini, sehingga mereka paham sejak masih kecil,” kata Kepala OJK Sulut, Gorontalo, Malut, Purnama Jaya, di Manado, Minggu (18/1).

Purnama mengatakan meskipun secara nasional edukasi literasi keuangan di Tahun 2015, fokus ke dunia akademisi, namun OJK Sulutgomalut akan terus mengedukasi anak-anak di bangku sekolah dasar hingga menengah ke atas.

Apalagi, kata Purnama, materi literasi keuangan yang dirangkum dalam sebuah buku pengayaan mata pelajaran ekonomi Kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) telah dikeluarkan oleh Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Dengan masuknya materi literasi keuangan di sekolah maka adik-adik siswa akan lebih memahaminya sejak terjun ke dunia pekerjaan dan lain sebagainya, pasti akan berhubungan dengan perbankan dan jasa keuangan lainnya,” jelasnya.

Materi literasi keuangan ini merupakan hasil kerjasama OJK dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk memperlancar program ini, otoritas juga telah melaksanakan Training of Trainers (TOT) untuk guru ekonomi di seluruh Indonesia mengenai materi buku ini.

Literasi keuangan ini akan diperluas hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD). Otoritas menargetkan SMP dan SD akan memperoleh materi mengenai literasi keuangan dan OJK pada tahun ini.

“Nanti turun ke bawah SMP dan SD. Pada tahun 2015 itu semuanya diharapkan sudah sampai SD,” katanya.

Ia menuturkan, literasi keuangan sendiri terdiri dari pengetahuan, ketrampilan dan keyakinan. Dalam ketrampilan diharapkan masyarakat dapat memperoleh manfaat dan risiko dari produk jasa keuangan. Sedangkan keyakinan, masyarakat nantinya diharapkan memiliki keinginan dalam menggunakan produk jasa keuangan tersebut.

Serangkaian cara ini dilaksanakan OJK lantaran dari hasil penelitian Bank Dunia dan sejumlah research terkemuka, terungkap bahwa indeks literasi keuangan masyarakat yang tinggi dapat mendorong financial akses ke lembaga-lembaga keuangan, jika financial akses di sebuah negara tinggi maka dipercaya dapat memajukan perekonomian negara tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka