Semarang, Aktual.com — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan edukasi tentang literasi keuangan kepada penyandang disabilitas Semarang, lantaran mereka merasa termarjinalkan dalam menerima akses maupun pelayanan perbankan.

Deputi Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK, Jalius mengatakan kegiatan tersebut untuk memberi edukasi terkait jasa keuangan terhadap penyandang disabilitas secara luas. Artinya, penyandang disabilitas dapat mengelola keuangan secara benar.

“Mereka ini supaya cerdas dengan memahami keuangan dapat melakukan perencanaan dan pengelolaan keuangan,” ujar Jalius, Minggu (23/8).

Peserta disabilitas mendapatkan materi seputar fungsi dan kewenangan OJK, produk-produk dan layanan di sektor jasa keuangan. Peserta pun diminta memberikan beberapa kasus yang pernah dialami secara bergantian oleh pemateri dari Yayasan Penyandang Disabilitas Universitas Brawijaya Surabaya.

Ia mengatakan, kaum disabilitas banyak keluhkan hal yang kurang menguntungkan bagi mereka. Bahkan, kerap kali pembukaan rekening ditolak oleh bank karena keterbatasan dan kemampuan mereka mengakses pelayanan perbankkan.

“Jadi inilah yang harus diperbaiki ke depan oleh perbankkan. Mereka ini termasuk WNA yang sama untuk mendapat hak,” imbuh dia.

Dengan begitu, diharapkan mereka akan cerdas akan pengelolaan keuangan. Padahal, literasi keuangan tidak hanya bank, melainkan produk-produk perbankan.

“Orang mengenal tahu itu soal keuangan hanya bank. Padahal produk lain keuangan masih banyak, seperti pasar keuangan, asuransi maupun simpanan berjangka,” ujar dia.

Meski sudah diberikan materi keuangan, pihaknya menghadapi kendala-kendala dalam menyampaikan pengaduan. Pasalnya, keterbatasan kondisi mereka memang masih dicarikan solusi dalam menyampaikan pengaduan.

“Setidaknya mereka tahu soal perbankan. Secara bertahap, nanti akan fikirkan bagaimana akses pengaduan kepada kami,” pungkas dia.

Kegiatan tersebut berlangsung di hotel Dafam Semarang yang diikuti penyandang tuna rungu, cacat sisik dan tuna wicara.

Artikel ini ditulis oleh: