Jakarta, Aktual.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan produk-produk financial technology (Fintech) belakangan marak diperkenalkan ke publik, terutama dari perusahaan pemula (start-up company).
Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK, Mulya E Siregar berharap agar Fintech mau berkerja sama dengan perbankan. Karena di perbankan infrastrukturnya sudah lebih jelas, sehingga pada akhirnya tidak merugikan konsumen, dan Fintech jangan sampai berkompetisi dengan dunia perbankan.
“Apapun yang kami lakukan, tentu pemanfaatannya untuk masyarakat. Jadi, apakah kehadiran fintech ini sebagai kompetisi atau kolaborasi dengan perbankan? Tapi kami cenderung mengarahkan kolaborasi,” tegas Mulya dalam diskusi Perbankan dan Fintech di Era Digital, di Jakarta, Kamis (25/8).
Banyaknya Fintech saat ini, kata Mulya, satu sisi memang menjadi tantangan bagi perbankan. Sehingga kondisi ini mendorong lembaga perbankan untuk mendorong peningkatan layanan berbasis IT.
“Di saat yang sama, banyak start-up non bank yang sudah menyiapkan produk-produk jasa keuangan. Harapan kami, kedua belah pihak bisa bekerja sama,” papar Mulya.
Dia menegaskan, OJK tidak memungkiri bahwa pemanfaatan fintech oleh perusahaan pemula memang berjalan sangat masif. Untuk itu, regulator keuangan pun berencana untuk menerbitkan Peraturan OJK (POJK) untuk memayungi persaingan di industri perbankan.
“OJK akan membentuk satuan kerja khusus untuk hal ini dan juga akan menerbitkan POJK-nya,” tegas dia.
Guna merespons dinamika fintech ini, kata Mulya, pada pekan depan OJK akan menggelar seminar terkait panduan digital banking.
“OJK telah mengirimkan consultative paper ke bank BUKU II-BUKU IV. Nanti akan diterapkan digital branch dan selanjutnya melangkah ke fase banking anywhere,” imbuhnya.
Dia mengatakan, apa pun mekanisme pelayanan di industri perbankan, OJK berharap agar penyaluran pembiayaan harus tetap mengarah pada Sustainable Development Goals (SDG’s).
Deputi Komisioner Pengawasan Terintegrasi OJK, Agus E Siregar menyebutkan, fintech itu mestinya berkolaborasi dengan perbankan. Sehigga digital banking yang merupakan digital economy bisa bertumbuh sesuai harapan dari Presiden Jokowi.
“Makanya kami harapkan Fintech untuk berkolaborasi dengan perbankan. Karaena mereka sudah mempunyai infrastruktur yang kuat. Kalau tidak berkolaborasi, Fintech itu susah berkembang,” tegas dia.
Menurut Agus, dengan kolaborasi via perbankan juga akan lebih mempermudah dalam perlinsungan konsumennya.
“Karena di perbankan itu dalam transaksi digital akan ada validasi nasabahnya. Karena dengan validasi nasabah itu dari transaksi awal akan meudahkan dalam pengaqasannya,” ungkap dia.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan