Seorang petugas memperlihatkan perhiasan emas yang digadaikan oleh nasabah di Kantor Pegadaian Pusat, Jakarta, Senin (27/6). Gadai emas menjadi pilihan warga untuk memenuhi kebutuhan jelang lebaran. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong lembaga keuangan nonbank pegadaian memperluas penetrasinya di masyarakat untuk meningkatkan pemanfaatan produk industri jasa keuangan. Bentuk dukungan OJK yakni turut menyosialisasikan ke masyarakat bahwa pegadaian bukan hanya melayani gadai benda berharga tapi juga bisa menabung emas.

“Bank, masyakat sudah tahu bahwa jasanya berupa tabungan, tapi pegadaian masih perlu disosialisasikan lagi agar semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan produknya,” kata Kepala OJK Sumbagsel Lukdir Gultom di Palembang, Sabtu (20/8).

Pegadaian memiliki program menabung emas, jika sudah terkumpul sebanyak 15 gram maka bisa dijadikan uang muka untuk naik haji karena terhubung dengan perbankan syariah.

Menurut Lukdir program seperti ini dapat juga meminimalisasi investasi bodong.

“Saya amati layanan pegadaian sudah cukup dikenal di masyarakat, tapi masih perlu kerja keras lagi agar pangsa pasar lebih baik dibandingkan sebelumnya,” tuturnya.

Kepala Kanwil Pegadaian Sumbagsel Marshall Aritonang mengatakan program menabung emas ini merupakan cara perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasar karena selama ini 90 persen pendapatan bersumber dari gadai.

“Harapannya melalui program baru ini dapat mendongkrak kinerja perusahaan 15 persen pada tahun ini,” imbuhnya.

Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan 2013 diketahui penetrasi pegadaian masih rendah yakni 14,85 persen, sementara perbankan 21,8 persen, asuransi 17,08 persen, pegadaian 14,85 persen, pembiayaan 9,8 persen, dana pensiun 7,13 persen, dan pasar modal 3,7 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka