Jakarta, Aktual.com — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengkoreksi secara umum kondisi perbankkan pada triwulan I (Januari-Maret) 2015 masih terjaga baik. Tercatat, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah triwulan I-2015 terhadap triwulan I-2014 tumbuh 5,5% (yoy) melambat dibanding triwulan IV-2014 sebesar 6,16% (yoy).

“Rasio antara dana pihak ketiga triwulan IV-2014 (12,38 %) meningkat pada triwulan I-2015 menjadi 14,44 %. Artinya dana deposit kapital lebih banyak masuk di Jateng dari berbagai sumber dan pihak keuangan,” ucap Kepala OJK Jateng-DIY Santoso Wibowo, di Semarang, Jum’at (3/7).

Ia mengklaim kondisi industri keuangan triwulan secara kuantitatif masih membaik. Kendati demikian dapat dilihat dari minat penerimaan dana dari bersumber (loan to deposito ratio:LDR) pihak luar masih tinggi, jika dibandingkan besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan perbankkan (non permorming loan:NPL).

“LDR masih di atas NPL. Sedangkan kapital di Jateng masih banyak yang masuk dari berbagai pihak,” terang dia.

Dari data OJK, pertumbuhan Jateng kategori kredit pada triwulan IV 2014 sebesar 12,19% turun 11,37%. Secara nasional pertumbuhan nasional 11,38% atau total Rp198,84 triliun. Sementara, LDR pada TW IV-2014 105,33% turun pada TW I 2015 102,97% dibandingkan NPL TW I-2014 2,23% naik menjadi 2,47% pada TW I-2015.

Dijelaskan, sektor industri pengolahan merupakan kontributor utama perekonomian Jateng didominasi oleh sektor industri tekstil dan industri kayu maupun barang sejenis lainnya. Komoditas dari kedua indsutri tersebut masing-masing menyumbang hingga 43% dan 27%.

“Industri tekstil dan industri kayu juga berkontribusi bagi perekonomian, melalui ekspor ke luar negeri,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka