Jakarta, aktual.com – Menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, pertumbuhan kredit hingga Juni 2023 masih berada di level 7,76 persen yang menunjukkan kecepatan pertumbuhan yang melambat.
“Dari segi kinerja pertumbuhan kredit sampai rapat KSSK minggu lalu, lebih rendah daripada target yang kita canangkan untuk sepanjang 2023 di bawah 8 persen. Target yang diharapkan itu 10-12 persen,” kata Mahendra dalam konferensi pers hasil rapat KSSK di Jakarta, Selasa (1/8).
Walau dinilai belum mencapai target yang diharapkan, Mahendra menyatakan bahwa pertumbuhan pada angka tersebut masih lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan kredit selama periode pandemi COVID-19 yang rata-rata di bawah 8 persen.
“Secara rata-rata pertumbuhan berada di bawah target yang ingin dicapai tahun ini, tapi kami sudah lakukan komunikasi dengan perbankan, dimana mereka melaporkan tetap akan mampu mencapai target di atas 10 persen tadi,” ujarnya.
Pertumbuhan kredit pada Juni 2023 sebesar 7,76 persen didominasi oleh kredit investasi yang tumbuh sebesar 9,60 persen, yang sejalan dengan pengetatan likuiditas di pasar global. Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan sebesar 5,79 persen, dipimpin oleh deposito sebagai penggerak utama. Meskipun likuiditas perbankan mengalami sedikit penurunan, namun tetap berada di atas ambang batas yang ditentukan.
Dalam hal permodalan, rasio kecukupan modal (CAR) tetap solid dengan tingkat 25,41 persen, walaupun mengalami sedikit penurunan dari bulan sebelumnya, yaitu 26,07 persen di bulan Mei.
Risiko kredit juga menunjukkan perbaikan, dengan Non-Performing Loan (NPL) gross turun menjadi 2,44 persen dan NPL net sebesar 0,77 persen. Kredit restrukturisasi COVID-19 juga terus menurun menjadi Rp361,04 triliun, dengan jumlah debitur yang mengalami penurunan menjadi 1,57 juta debitur.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain