Hal tersebut, kata dia, diharapkan dapat menutup “blind spot” sehingga transaksi keuangan bisa dilakukan.
Selain itu, perlu pula ada langkah kreatif dan inovatif sebagai terobosan memperbaiki akses keuangan sambil menunggu proses pembangunan infrastruktur.
“Dua bulan lalu di Ambon saya meresmikan kapal keliling yang ibarat bank keliling, melayani dari pulau ke pulau. Dalam kapal laut itu ada kasir, analis kredit, dan pendukung lainnya,” kata Muliaman.
Ia menambahkan pembangunan fisik juga perlu disokong dengan ide untuk mengidentifikasi poin kritikal sehingga keinginan membangun ekonomi berkeadilan semakin positif.
Keuangan inklusif didefinisikan sebagai kondisi ketika setiap anggota masyarakat mempunyai akses terhadap berbagai layanan keuangan formal yang berkualitas secara tepat waktu, lancar, dan aman dengan biaya terjangkau sesuai kebutuhan dan kemampuan.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan