Jakarta, Aktual.com – Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia dan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia DIY meluncurkan program “Jogja Heboh” yang menawarkan paket wisata murah.
“Ini sebagai langkah antisipasi karena biasanya setiap Januari dan Februari merupakan masa `low season` (musim sepi kunjungan wisata),” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Aris Riyanta di Yogyakarta, Sabtu (27/1) malam.
Aris meyakini program “Jogja Heboh” yang akan diberlakukan selama Februari 2018 itu mampu menarik wisatawan dari berbagai daerah untuk berkunjung ke Yogyakarta. Pasalnya perhotelan, biro perjalanan wisata serta maskapai penerbangan yang digandeng dalam paket itu akan menawarkan tarif promo yang lebih rendah dari biasanya.
“Jadi memang kami harapkan ini jadi `hot deal`. `Hot` artinya mereka (perhotelan, biro travel, dan maskapai penerbangan) bisa menyajikan paket murah sehingga wisatawan bisa menginap, berwisata, dan berbelanja dengan harga yang murah,” kata Aris.
Paket “Jogja Heboh”, menurut Aris, akan menjadi salah satu upaya efektif untuk mendukung peningkatan kunjungan wisata ke DIY. Ia meyakini pada 2018 kunjungan wisata bisa meningkat 10 persen dari realisasi pada 2017 yang mencapai 397.000 untuk wisatawan mancanegara dan 4,7 juta untuk wisatawan nusantara.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab M Danunagoro menjelaskan, sebanyak 40 hotel berbintang yang berpartisipasi dalam paket itu akan menawarkan diskon tarif menginap hingga 60 persen.
Demikian juga dengan biro perjalanan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) DIY akan memberikan paket perjalanan murah serta menawarkan destinasi-destinasi wisata baru dan menarik di DIY.
Sedangkan maskapai penerbangan nasional yang dilibatkan dalam paket murah itu antara lain Garuda Indonesia, City Link, Lion Air, Sriwijaya Air, Nam Air, serta Batik Air. “Pokoknya maskapai yang memiliki penerbangan langsung dari berbagai daerah ke Yogyakarta,” kata dia.
Dengan paket wisata tersebut, Istijab berani menargetkan peningkatakan okupansi atau tingkat hunian kamar hotel 5-10 persen persen dari okupansi saat ini yang masih mencapai 40 hingga 50 persen.
“Kami memberlakukan paket itu pada Februari karena kami pandang sebagai bulan yang biasanya memiliki okupansi paling rendah selain saat bulan puasa,” kata dia. (ant)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka