Aceh, Aktual.com – Nelayan tradisional di Lhokseumawe rawan melaut hingga tiga hari ke depan. Sebab ombak di perairan daerah di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam itu saat ini tengah mengganas.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Lhokseumawe, Provinsi Aceh menyatakan gelombang laut di perairan setempat mencapai tiga meter. Alhasil, nelayan yang menggunakan kapal tradisional bakal kesulitan menghadapi ombak ganas seperti itu dan rawan kecelakaan.
Prakirawan BMKG Stasiun Lhokseumawe Syifaul Fuad mengatakan tingginya gelombang laut tersebut disebabkan angin kencang yang melanda wilayah setempat.
“Menurut pantauan citra satelit kecepatan angin mencapai 20 Km/jam serta ketinggian gelombang laut mencapai 2-3 meter,” ujar Syifaul, di Lhokseumawe, Minggu, (20/9).
Diperkirakan tinggi gelombang laut tersebut akan terjadi selama tiga hari ke depan. Namun BMKG Stasiun Lhokseumawe akan terus memantau tentang kondisi cuaca. Sembari nelayan setempat diingatkan untuk lebih hati-hati saat melaut dan membawa peralatan untuk keselamatan diri, seperti pelampung.
“Jangan dianggap sepele tentang gelombang laut yang tinggi dan angin kencang, dalam melakukan aktifitasnya para nelayan harus membawa peralatan keselamatan diri, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan,” ujarnya.
Salah seorang nelayan di Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Muhammad Hafis mengatakan nelayan sangat merasakan tingginya gelombang laut tersebut, sehingga ada beberapa nelayan yang tidak berani melaut.
Muhammad menambahkan, akibatnya harga ikan di sejumlah pasar menjadi naik, misalnya ikan tongkol yang biasanya seharga Rp15.000 per kilogram, kini menjadi Rp25.000 per kilogram dan ikan gembung dulu harganya Rp20.00 per kilogram sekarang menjadi Rp35.000.
“Kita berharap kondisi gelombang laut bisa menjadi stabil kembali dan para nelayan bisa beraktifitas kembali,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh: