Beranda Bisnis Omset Capai Rp 76 Miliar, KUD Mino Saroyo Jadi Role Model Program...

Omset Capai Rp 76 Miliar, KUD Mino Saroyo Jadi Role Model Program Korporasi Petani Nelayan

Aktivitas di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap (Humas KKP)

Cilacap, Aktual.com – Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo Cilacap didaulat menjadi percontohan (role model) program korporasi petani nelayan pada tahun 2022. Koperasi yang berdiri pada 1942 ini, dinilai telah berhasil mengembangkan usahanya melalui unit-unit bisnis dan menyejahterakan nelayan.

Capaian KUD Mino Saroyo ini menjadi salah satu upaya pemerintah yang menargetkan terciptanya 500 koperasi modern pada tahun 2024 mendatang. Tujuannya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan melalui kelembagaan koperasi.

Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, Panutan Sulendrakusuma mengatakan korporasi nelayan telah ditetapkan oleh Presiden RI menjadi salah satu dari program prioritas nasional 2020-2024. Implementasi program ini melalui penguatan jaminan usaha dan pembentukan 350 korporasi petani dan nelayan.

“Sinergi lintas kementerian/lembaga ini harus kita tingkatkan. Perlu kita fasilitasi, apa kebutuhan nelayan agar ekonomi kerakyatan terus berjalan, yang muaranya pada peningkatan kesejahteraan nelayan itu sendiri,” ujarnya di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (24/4) kemarin.

Dirinya pun menegaskan Presiden Joko Widodo telah berkomitmen untuk menyejahterakan petani nelayan melalui program korporasi. Melalui program itu, akan ada modernisasi kelembagaan, peningkatan akses pembiayaan, pemotongan rantai pasok, dan peningkatan akses pasar produk pertanian dan perikanan.

Sementara itu, Ketua KUD Mina Saroyo Cilacap Untung Jayanto mengatakan saat ini tercatat ada 8.441 nelayan yang terdaftar sebagai anggota KUD Mino Saroyo. Mereka terbagi dalam 8 kelompok. Saat ini, KUD Mina Saroyo juga mengelola 8 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di wilayah Cilacap. Salah satunya TPI Higienis PPS yang komoditas utamanya, ikan tuna, cakalang, udang, dan layur.

“Tahun 2021 lalu, volume produksi mencapai 17.900 ton dengan perputaran uang mencapai Rp 76 miliar. Dengan potensi ini, ke depan kami ingin bisa mengekspor sendiri. Tapi kami butuh dukungan sarana dan prasarana untuk mewujudkannya,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Megel Jekson