Seorang buruh pelabuhan memegang sejumlah karung beras impor asal Thailand yang diturunkan dari kapal saat tiba di Pelabuhan Tenau Kupang, NTT Kamis (25/2). Kapal tersebut membawa 15.000 ton beras impor asal Thailand yang dimanfaatkan Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur untuk kegiatan operasi pasar jika terjadi gagal tanam akibat El Nino . ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/nz/16.

Jakarta, Aktual.com – Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Surabaya Utara telah menyalurkan sebanyak 1.500 ton beras selama pelaksanaan operasi pasar (OP) sejak awal tahun 2018 untuk menekan tingginya harga beras di sejumlah pasar tradisional.

“Operasi pasar ini kami lakukan di sejumlah pasar tradisional di wilayah kerja kami yakni di Sidoarjo, Surabaya dan juga di Gresik,” ujar Waka Bulog Subdivre Surabaya Utara, Hendro Christanto, Rabu (17/1).

Ia mengatakan, sebelumnya pihaknya juga sudah melakukan operasi pasar mandiri yang dilakukan sejak bulan Desember untuk mengantisipasi kenaikan harga beras tersebut.

“Harga beras yang dijual ini sesuai dengan instruksi dari kementerian perdagangan sebesar Rp9.350,” katanya.

Ia mengatakan, operasi pasar yang dilakukan ini dilaksanakan sampai dengan 31 Maret sesuai dengan surat yang diberikan oleh Kementerian Perdagangan.

“Namun sesuai dengan isi surat tersebut, operasi pasar ini bisa dihentikan sewaktu-waktu sesuai dengan instruksi selanjutnya,” ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini pasokan beras yang ada di bulog Subdivre Surabaya Utara sekitar 10 ribu ton dan bisa untuk tujuh bulan kedepan.

“Begitu pula dengan gula juga sebanyak 10 ribu ton dan juga minyak sebanyak 2.500 liter,” katanya. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka