Jakarta, Aktual.co —  Sutradara “Opera Tari Gandari” Yudi Ahmad Tajudin masih merahasiakan beberapa alur cerita pergelaran panggung yang dicuplik dari epok Mahabharata itu.
 
“Mengenai isi cerita terutama yang menyangkut isu sosial terkini bisa dilihat nanti. Ada konsep kekinian yang bisa ditonton saat pementasan berlangsung,” kata Yudi seusai jumpa pers Opera Tari Gandari di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (04/12).

Tanpa menjelaskan lebih jauh, dia ingin memancing rasa penasaran para penonton opera tari yang akan digelar pada 12-13 Desember 2014 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki tersebut.

Secara umum, pementasan opera tari tersebut merupakan gabungan dari seni sastra, musik kontemporer, tari, dan tata rupa dalam suatu suguhan yang menarik.

Yudi bersama tim telah menyiapkan kisah dengan menyoroti ibu para Kurawa bernama Gandari yang memilih menutup matanya. Menutup mata dalam arti sebenarnya karena Gandari enggan melihat kepalsuan dunia lewat matanya.
 
“Penglihatan bagi Gandari dianggap sering menipu, seperti kegemerlapan yang justru menutupi kepalsuan,” kata dia.

Yudi mengatakan opera tari yang disutradarainya menghadirkan pemikiran lain dari ibu para Kurawa.

“Ini tafsir lain dari Gandari. Mas Goen (Goenawan Mohamad, penulis puisi tentang Gandari, red.) melihat Gandari bukan prototipe moral tertentu. Dia hadir sebagai perempuan setia dalam berkorban. Gandari secara subjektif merupakan sosok pribadi sebagai seorang yang memiliki perasaan dan kemarahan,” kata dia.

Gandari, kata Yudi, memiliki cara tersendiri menjadi seseorang yang setia dengan menutupi matanya agar dapat setara dengan suaminya yang buta.

“Dengan cara sendiri dia menutup matanya. Itu bukan bentuk menyerah tapi ingin memilih menyerap dunia dengan mendengar daripada melihat. Mata baginya menipu seperti nampak gilang-gemilang penuh muslihat,” katanya.

Opera tari itu merupakan hasil kolaborasi seniman lintas negara, yaitu dari Indonesia, Jepang, dan Eropa.

Hadir sebagai komposer Tony Prabowo yang karyanya telah melanglangbuana.

Sebagai pementasan dari seniman lintas negara, akan hadir juga sentuhan koreografer Jepang, Akiko Kitamura, yang menyiapkan tarian untuk dibawakan oleh penari Indonesia dan Jepang.

Selain itu, terdapat juga solois dari Belanda, Katrien Baerts, yang akan memberikan sentuhan vokal yang khas saat menyanyikan puisi Gandari.
 
Terdapat juga alunan musik orkestra dari grup Asko|Schonberg-Slagwerk Den Haag dari Belanda dengan konduktornya Bas Wiegers.

Bagi masyarakat yang tertarik untuk menyaksikan pertunjukkan tersebut, dapat melakukan pemesanan tiket secara dalam jaringan di www.tamanismailmarzuki.co.id, www.rajakarcis.com, dan www.blibli.com. Tiket tersedia untuk tiga kelas, yaitu VIP (Rp350 ribu), Kelas I (Rp250 ribu), dan Kelas II (Rp150 ribu).

Artikel ini ditulis oleh: