Jakarta, Aktual.co —Para orang tua disarankan membatasi waktu dan jenis tayangan televisi untuk anak-anak di rumah.
Anjuran itu disampaikan psikolog dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Jawa Tengah, Ferdinand Hindiarto, karena khawatir anak akan meniru apa yang dilihatnya dari televisi.
“Anak-anak itu model peniru. Istilahnya ‘copying behaviour’ atau akan meniru apa saja yang mereka lihat, terutama tayangan yang mereka tonton dari televisi,” katanya di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (19/10).
Dijelaskannya lebih lanjut, saat ini tayangan di televisi banyak yang tidak layak ditonton anak-anak, seperti adegan kekerasan.
“Atau sinetron apa semacamnya, ceritanya anak-anak sekolah. Tetapi, ceritanya ada yang ‘ngerjain’ gurunya, tidak menghormati guru dan sebagainya. Tayangan tersebut tidak pantas ditonton anak-anak,” katanya.
Masalahnya tayangan-tayangan semacam itu muncul pada jam anak-anak biasa menonton siaran televisi. Sementara si orang tua tidak mungkin mendampingi anak-anaknya menonton televisi terus menerus.
Sedangkan dia menilai kesadaran pengelola stasiun televisi tidak mungkin diharapkan dengan adanya tayangan yang bisa berpengaruh buruh bagi anak-anak.
“Mereka lebih mementingkan rating, sementara pengawas, yakni Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) perannya dalam mengawasi terkesan mandul,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurutnya peran orang tua lebih diharapkan dalam menerapkan batasan pada anak-anaknya dalam menonton televisi.
Yakni bisa dengan membatasai jam menonton atau memilah-milah mana saja tayangan yang boleh ditonton anak-anak.
“Beri pengertian pada anak-anak tayangan, sepakati jam-jam berapa menonton televisi, tayangan yang boleh ditonton. Orang tua juga harus memberikan teladan pada anak-anaknya,” katanya.
Orang tua pun, menurutnya, harus juga ikut membatasi dalam menonton televisi sebagaimana kesepakatan yang sudah dibuat dengan anak-anaknya.
“Jangan kemudian, anak-anak dibatasi menonton televisi, saat jam belajar, malah orang tuanya menonton televisi. Ini kan tidak mendidik. Anak-anak akan mencuri-curi kesempatan nonton televisi,” katanya.
Dia yakin kalau orang tua ikut disiplin dengan kesepakatan yang dibuat, anak-anak pasti akan terbiasa berdisiplin.
Artikel ini ditulis oleh: