Jakarta, Aktual.com — Penjualan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi lebih mahal hingga melebihi harga penjualan kepada industri oleh Pertamina menjadi keluhan masyarakat.

Ketua Organda DKI Jakarta, Shahfruhan Sinungan merasa tindakan tersebut melampaui batas dan bentuk kesewenangan-wenangan. Dirinya keberatan dengan harga BBM subsidi dalam negeri yang mahal ditengah harga minyak dunia yang terus menurun.

“Tentunya Organda sangat keberatan jika harga BBM untuk angkutan umum lebih mahal dari BBM untuk Industri,” tulis Shahfruhan Sinungan melalui pesan elektronik kepada Aktual.com, Selasa (2/2).

Lebih lanjut dia merasa tidak berdaya dengan situasi seperti ini, sebab kebijakan harga BBM berada ditangan pemerintah dan Pertamina.

“Organda menjadi serba salah karena kewenangan kebijakan harga BBM ada di Pemerintah dan pertamina,” keluhnya.

Dia berharap pemerintah segera menurunkan harga BBM dan memahami kondisi masyarakat yang sedang mengalami kesulitan ekonomi.

Seperti diketahui, harga Means of Platts Singapore (MOPS) untuk jenis solar baru-baru ini sudah menyentuh harga USD40 per barel, yang artinya jika dirupiah dan diliterkan, harga keekonomian solar berdasarkan MOPS adalah Rp3.500/liter (belum termasuk biaya pengangkutan dan pajak)

Ongkos kirim katakanlah USD3 per barel (Rp300/liter) dan PPN 10% (Rp380/liter) ditambah PBBKB 5% (Rp190/liter) maka semestinya harga solar non subsidi di Indonesia berkisar di harga Rp4.370-Rp4.500 per liter.

Tapi kenyataannya harga Solar subsidi sampai saat ini Rp5.750 per liternya (Harga keekonomian: Rp6.750 per liter) ada selisih harga Rp2.380 dari harga keekonomian (selisih Rp1.380 dari harga subsidi).

Tentunya Pertamina meraup keuntungan besar dari masyarakat. Dengan kondisi begini juga sangat tidak menutup kemungkinan ada pihak yang berani menjual harga solar non subsidi di bawah harga solar subsidi.

Seperti yang pernah terjadi pada bulan Agustus 2015 lalu yang saat itu harga solar subsidi di SPBU dijual dengan harga Rp6.900 per liter, PT AKR Corporindo Tbk, justru menjual solar industri di level Rp 6.400 per liter, lebih murah Rp 500 per liter.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka