Jakarta, Aktual.co — Otoritas Thailand, Sabtu (2/5), memulai lagi penggalian satu kuburan massal di hutan terpencil tempat para migran belum diketahui pasti berasal dari Bangladesh atau Myanmar ditahan selama berbulan-bulan oleh para penyelundup dalam kondisi yang mengerikan.
Delapan jasad telah ditemukan sampai sejauh ini dari kamp yang ditinggalkan di Distrik Sadao, di Provinsi Songkhla, beberapa ratus meter dari perbatasan dengan Malaysia.
Penemuan itu telah sekali lagi menunjukkan peran sentral Thailand dalam perdagangan manusia di tingkat regional.
Empat lubang dangkal yang berada di belakang kamp itu menandai tempat jasad-jasad ditemukan, sementara pita-pita putih diikatkan ke batang-batang bambu menunjukkan lokasi yang diduga jadi kuburan-kuburan baru.
Penyebab kematian para migran belum jelas, tetapi kondisi yang mereka alami diketahui pada Sabtu. Kepala kepolisian Thailand melukiskan lokasi tersebut sebagai “kamp penjara sungguhan”.
Para dokter yang merawat dua orang yang selamat — pria yang berusia 25 tahun dan 35 tahun — mengatakan bahwa pasien mereka menderita berbagai penyakit.
“Keduanya kekurangan nutrisi, kudis dan berbelatung,” kata dokter Kwanwilai Chotpitchayanku, dilansir dari AFP.
“Pria yang lebih tua tak bisa jalan, ia harus ditandu turun dari gunung. Bahkan dia tidak makan apapun selama dua hari sebelum ditemukan. Dia mengatakan kepada penerjemah dia menderita demam di hutan selama dua bulan.” Dokter mengatakan kedua pria itu belum sepenuhnya teridentifikasi apakah berasal dari Bangladesh atau Myanmar.
Artikel ini ditulis oleh:

















