Irman Gusman resmi diberhentikan dari jabatannya sebagai ketua DPD RI pasca operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK atas dugaan penerimaan suap impor gula. (ilustrasi/aktual.com)
Irman Gusman resmi diberhentikan dari jabatannya sebagai ketua DPD RI pasca operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK atas dugaan penerimaan suap impor gula. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Mantan Ketua DPD, Irman Gusman membawa bungkusan berisi uang Rp100 juta ke lantai atas kediamannya. Bungkusan itu pemberian Direktur Utama CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutanto saat bertemu Irman pada 17 September 2016 lalu.

Klaim istri Irman, Liestyana Rizal Gusman, suaminya tidak mengetahui kalau bungkusan itu berisi uang. Sebab, Xaveriandy yang datang bersama istrinya, Memi, meninggalkan begitu saja bungkusan tersebut.

“Pak Irman gak tahu apa yang diberikan. Bungkusan itu dibawa bapak (Irman) ke atas. Mereka (Xaveriandy dan Memi) kan meninggalkan barang itu di ruang tamu,” kata Liestyana usai diperiksa penyidik KPK di Jakarta, Selasa (11/10).

Meski demikian, Liestyana tak menampik kalau suaminya memang mengenal Memi. “Pak Irman gak pernah yang namanya Sutanto. Bapak hanya kenal ibu Memi,” jelasnya.

Sebelumnya, Irman pun mengakui kalau ia kenal dengan Memi. Bahkan, nama wanita itu sempat disinggung saat Irman menghubungi Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti.

Dalam komunikasinya dengan anak buah Menteri Rini Soemarno itu, Anggota DPD RI dari dapil Sumatera Barat ini membahas soal minimnya pasokan gula untuk wilayah Sumbar serta mitra Bulog yang menjadi distributornya.

“Saya mengatakan, siapa mitranya? Yang saya kenal ya Memi. Dia yang tahu krisis gula itu karena kekurangan pasokan. Bukan hanya Memi (mitranya), karena dia (Djarot) tanya siapa mitranya,” beber Irman di gedung KPK, Rabu (5/10).

Seperti diketahui, Irman telah menyandang status tersangka lantaran ditengarai menerima suap Rp100 juta dari Xaveriandy selaku Dirut CV SB. Dugaannya, uang tersebut merupakan ‘fee’ atas keberhasilan Irman memasukan CV SB menjadi distributior gula impor milik Bulog.

M. Zhacky Kusumo

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan