Jakarta, Aktual.com — Pemuda Peduli Penggusuran Duri (P3BD) melakukan aksi damai atas kasus penggusuran yang terjadi di Bukit Duri, Jakarta Timur. Koordinator aksi Indra mengatakan, P3BD melakukan aksi tersebut dikarenakan rasa keprihatinan atas kasus penggusuran yabg menimpa saudara-saudaranya di Bukit Duri.
“Kita prihatin atas kasus yang menimpa saudara-saudara kami di Bukit Duri,” ucapnya kepada wartawan, di Bukit Duri seberang Gudang Peluru, Jakarta Selatan, Minggu (3/12).
Indra melanjutkan, bahwa aksi damai tersebut merupakan upaya agar warga Bukit Duru bisa mendapatkan hak-haknya yakni ganti rugi bangunan. Sebagian warga merasa kaget saat menerima Surat Peringatan Pertama (SP I) yang diberikan oleh pemprov pada tanggal 18 Desember lalu yang meminta kepada warga untuk segera membongkar rumahnya.
Kemudian, setelah SP I satu tersebut warga diminta untuk mengambil undian kunci rumah susun yang terdapat di Cipinang Besar Selatan. Namun, dikarenakan jumlah kamar tidak sebanding dengan jumlah warga alhasil warga berebut untuk mendapatkan kunci tersebut.
Indra melanjutkan, setelah hal tersebut warga kemudian mendapatkan SP II dimana mereka akan digusur dalam waktu dekat.
Hal tersebut sangat disayangkan Indra. Pasalnya, warga telah tinggal di sana puluhan tahun. Namun warga tetap saja dianggap sebagai warga liar.
“Padahal warga sudah tinggal di sana selama puluhan tahun, bahkan ada yang sudah menempati sebelum negara ini berdiri. Tapi mereka dipaksa menelan pil pahit disebut sebagai warga liar,” imbuhnya.
Oleh karena hal tersebut, Indra mengatakan bahwa banyak warga yang bingung dan pada akhirnya mengambil kunci tersebut dalam keadaan terpaksa.
“Warga kan harus milih, mau rusun apa gak dapat apapun. Warga akhirnya takut dan bingung, ya udah banyak warga yang mengambil kunci rumah susun dengan terpaksa walaupun mesti berebut,” tandasnya.
Aksi itu sendiri diikuti okeh sejumlah warga RW 10 yakni RT 11, 12, 15. Namun ada juga warga RW 11 dan 12 yang ikut berdemo
Artikel ini ditulis oleh:
Eka