Pun demikian, Bambang Aji yang kini dikenal dengan BBA itu, mengingatkan meski Banyumas merupakan basis, tidak kemudian PDI Perjuangan dalam kontestasi Pilkada ini hanya melihat potensi dirinya sendiri, akan tetapi juga harus melihat di luar potensi yang ada.
“Jangan lupa, PDIP sering kali melihat dirinya sendiri (terlalu percaya diri), padahal harus juga melihat di luar itu, Banyumas misalnya, mayoritas masyrakatnya itu ada dua, nasionalis yang dulunya PNI sekarang menjadi PDIP, dan kedua adalah NU, yang sekarang tergabung di dua partai politik, yakni PKB dan PPP,” ucap kader Marhaenis yang kini berada di PKB.
Bambang Aji mengungkapkan, dalam tiga Pilkada terakhir pada tahun 2003 melalui pemilihan oleh DPRD, PDIP hanya mendapat 19 suara dari 45 dan itu kalah , dimana bandul kemenangan itu ditentukan oleh NU.
“Pada 2008 PDIP kalah lagi, dimana yang menang PKB, artinya NU solid, dan Pilkada 2013 ketika itu ada komunikasi politik kurang cantik yang dilakukan Pak Marjoko (Bupati 2008-2013) waktu itu, sehingga NU tidak mendukung Pak Marjoko dan kemudian PKB membuat calonnya sendiri di last minute membuat keputusan, itu tetap bandul penentunya NU. Kalau saja NU itu mendukung Marjoko yang didukung PDIP Achmad Husein (incumbent 2013) pasti tidak akan menang,” papar pria yang dikenal dekat Presiden Joko Widodo itu.
“Sehingga dari hal itu, PDIP menurut saya tidak boleh terlalu percaya diri, apalagi jangan lupa PDIP di Banyumas itu (dinominasi) oleh eks PNI, dan kebetulan saya ini anak dari salah satu pendiri PNI, dan sekarang saya maju didukung NU terutama yang berada di PKB , dan saya pun yakin sebentar lagi mendapat dukungan PPP,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Andy Abdul Hamid