Berdasarkan data yang diterbitkan BI pagi ini, kurs rupiah berada di angka Rp13.329 per dolar AS, terdepresiasi tipis 0,2% atau 3 poin dari posisi 13.326 kemarin. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,03% atau 4 poin ke Rp13.327 per dolar AS di pasar spot, setelah dibuka dengan penguatan hanya 0,01% atau 1 poin di Rp13.330.‎ AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) pada perdagangan hari ini berpotensi mengalami penguatan. Apalagi posisi USD sendiri masih dalam kondisi melemah.

Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka di posisi Rp3.298. Atau menguat 10 poin dari penutupan kemarin di level Rp13.308. Kendati begitu, tak selang berlangsung lama, rupiah juga kembali melorot ke posisi Rp13.302.

Menurut analis pasar uang dari Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, pasca mengalami pelemahan, laju rupiah terlihat mulai mampu kembali berbalik menguat.

“Penguatan rupiah ini karema pergerakan USD yang kembali melemah setelah pelaku pasar bereaksi atas ketidakpastian pengetatan kebijakan moneter dari The Fed (bank sentral AS). Sekaligus adanya potensi kenaikan suku bunga the Fed,” ujar dia, di Jakarta, Rabu (19/7).

Tidak hanya itu, kata Reza, pelemahan USD pun diperparah oleh penilaian sebagian besar pelaku pasar atas langkah Presiden AS, Donald Trump yang dianggap gagal melakukan reformasi paket kebijakan kesehatan Obamacare.

“Itu bisa menjadi momen bagi rupiah untuk berbalik positif serta akhirnya mampu menyerap sejumlah sentimen positif dari dalam negeri, yang sebelumnya tak direspon pelaku pasar,” ujar dia.

Namun demikian, kata dia, penguatan rupiah masih belum stabil. Masih ada potensi pelemahan lanjutan seiring tidak digubrisnya sentimen-sentimen tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby