Jakarta, Aktual.com — Di antara banyak kehidupan, ketidaksempurnaan selalu ada di lingkungan kita. Dalam beberapa kasus disebutkan bahwa orang tua tak sedikit yang kebingungan untuk mengatasi anak mereka yang mengalami autis.
Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan yang memengaruhi interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku. Untuk membahas lebih lanjut mengenai penanganan untuk anak yang autis, Psikolog Henni Norita dari Hikari Montessori menjelaskan, bahwa autis merupakan salah satu indikasi yang harus ditangani oleh ahlinya.
“Dalam dunia psikologi, autis ini termasuk indikasi yang harus segera ditangani oleh tenaga ahlinya,” ujar Henni saat ditemui Aktual.com, di Socieaty, Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (20/04).
Henni mengungkapkan, bahwa salah satu penanganan untuk menangani masalah autis dibutuhkan “assessment”.
“Untuk autis kita membutuhkan ‘assessment’. Pertama, kita akan mencari tahu latar belakang mengapa anak menjadi autis. Kita bisa mencari tahu dengan melakukan interview kepada pihak orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk mendiagnosa mengapa anak tersebut bisa menjadi autis,” ungkap Henni.
Selanjutnya, Henni menuturkan, bahwa yang kedua yaitu, melakukan psikologi ‘assessment’.
“‘Assessment’ ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan ‘IQ’ anak sampai mana, verbalnya seperti apa. Dari situ kita bisa melanjutkan terapi yang akan dilakukan terhadap anak,” jelas Henni kembali.
Lebih lanjut, Henni mengungkapkan bahwa mengajarkan sesuatu kepada anak autis dibutuhkan kesabaran serta pemberian pemahaman secara perlahan.
“Mengajarkan sesuatu kepada anak yang autis, harus sabar dan diajarkan secara perlahan,” ungkap ia menerangkan.
Ia menambahkan, bahwa dalam hal ini orang tua sangat dibutuhkan peran serta agar anak autis bisa banyak memahami hal-hal di sekitarnya.
“Ini tidak hanya pada terapis saja, tetapi dibutuhkan kerja sama dengan orang tua, agar saat anak berada di rumah, ia tetap berlatih dalam mengucap atau mengingat sesuatu yang telah terapis ajarkan,” tambahnya.
Selain itu Henni menghimbau agar asupan gizi juga diperhatikan untuk anak autis.
“Selain itu, pola makan juga harus diperhatikan, ada beberapa makanan diet juga yang tidak boleh dikonsumsi, mungkin ada anak yang tidak boleh mengonsumsi yang terlalu manis, semua itu harus diperhatikan secara detail. Baiknya konsultasikan gizi yang sesuai bagi ‘si kecil’ kepada ahli gizi,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: