Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi XI DPR Wilgo Zainar tak sepakat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut bahwa isu daya beli yang anjlok diembuskan oleh orang yang punya kepentingan politik jangka pendek, menuju Pemilu 2019.
Menurutnya, Penurunan daya beli sudah secara kasat mata terlihat dengan banyaknya store, gerai, atau grosir yang mengalami kesulitan bahkan berujung tutup.
Data BPS pun menunjukkan dari 2016 hingga 2017 ini terdapat penurunan yang sebelumnya daya beli masyarakat berada di atas angka 5 hanya tinggal 4,9.
“Jadi ada penurunan menurut data BPS. Silahkan, pak Jokowi koreksi sendiri data BPS,” ujar Wilgo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/10).
Sebagai partai oposisi, politisi Gerindra ini membantah dugaan Presiden tersebut. “Jadi kita tidak ingin isu ini kita goreng. Bagaimanapun fakta di lapangan, demikian,” kata Wilgo.
Wilgo menuturkan, efek penurunan daya beli juga bisa langsung dilihat di lapangan. Hal ini dikarenakan, banyaknya perusahaan yang melakukan pemutusan kerja pada karyawan.
“PHK juga banyak, misal rencana otomatisasi terhadap GTO. Itu kan berapa puluh ribu karyawan yang di off, karena menggunakan mesin. Itu satu. Kedua, dari beberapa toko yang tutup aja alami lay off juga, artinya kan mereka enggak punya pendapatan otomatis enggak punya daya beli. Silahkan pak Jokowi cek sendiri di lapangan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby